- Pelita Jaya menjadi tim yang fenomenal dalam 29 tahun berkarier di sepak bola Indonesia.
- Tercatat Pelita Jaya pernah tiga kali menjadi juara Galatama dan tujuh kali menjadi runner-up.
- Pelita Jaya juga menjadi magnet bagi pesepak bola dan pelatih top pada era 1980-1990an.
SKOR.id - Tujuh kali Pelita Jaya berganti nama dan menyabet juara Galatama tiga kali dalam 29 tahun kiprahnya.
Pertandingan pekan kedua tanggal 7 April 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung menjadi laga terakhir atau ke-754 sebelum Pelita Jaya mengakhiri kiprahnya selama 29 tahun enam bulan di liga domestik Tanah Air, atau sejak 1986-2015.
Kekalahan 0-3 di tangan tuan rumah Persib Bandung membawa pesan sayonara bagi QNB League 2015 menyusul status Indonesia (PSSI) dibekukan keanggotaannya oleh FIFA.
Sepanjang 29 tahun di liga domestik, baik kompetisi Galatama, Liga Indonesia, maupun Indonesia Super League (ISL), Pelita Jaya tercatat tampil dalam 27 musim.
Berita Pelita Jaya Lainnya: Memori Ligina: Reputasi Asep Dayat Menjulang Usai Laga Persib vs Pelita Jaya
Secara keseluruhan, Pelita Jaya bermain 754 laga atau selama 67.860 menit dengan catatan 335 kali menang, imbang 182 kali, dan kalah 237 kali.
Gol memasukkan 1.053 gol dan kebobolan 762 gol atau surplus 291 gol dengan total poin 1.103.
Tujuh kali tim ini berganti nama, mulai nama pertama Pelita Jaya (Jakarta) 1986-1996 menjadi Pelita Jaya Mastrans (Jakarta) 1996-1999, lantas Pelita Solo (Solo) 2001, dan Pelita Krakatau Steel (Cilegon) 2002-2005.
Setelah itu, tim ini kembali berganti baju menjadi Pelita Jawa Barat (Purwakarta) 2006-2012, dan Pelita Bandung Raya (Bandung) 2013-2014, dan ketujuh Pelita Bandung Raya-Persipasi 2015.
Pelita Jaya bak magnet bagi pesepak bola papan atas nasional, sederet pemain kenamaan level internasional, terutama pada era Galatama 1986-1994, Liga Indonesia 1994-2007, hingga Indonesia Super League 2013 pernah merapat.
Tim yang didirikan kuartal pertama tahun 1986 oleh Nirwan Bakrie dengan didukung Bakrie Brothers Group tersebut, menjadi salah satu kekuatan utama di Liga Indonesia dalam dua dekade lebih.
Setelah membubarkan diri dan diakusisi manajen baru, PT Polana Madura Besatu, pada 10 Januari 2016, Pelita Jaya menjelma menjadi tim baru, Madura United, hingga saat ini.
"Di mata saya, Pelita Jaya adalah salah satu klub terbaik, tidak saja di skala nasional tetapi juga di kawasan Asia pada saat itu. Selama empat tahun membela Pelita Jaya 1995 sampai 1999, saya merasa bangga bisa gabung tim ini, karena mereka sebuah tim yang benar-benar profesional bahkan nyaris sempurna. Baik kesejahteraan pemain maupun fasilitas klub," ujar Kurniawan Dwi Yulianto, penyerang Pelita Jaya era 1995-1999, kepada Skor.id.
"Waktu itu kami memiliki stadion sendiri, mempunyai training ground sendiri yang sangat lengkap. Tapi saya menyesal saat membela Pelita Jaya belum bisa merasakan gelar juara, saya optimistis bisa juara pada musim 1997-1998 tapi liga dihentikan waktu itu (karena krisis moneter)," Kurniawan menambahkan.
Berita Pelita Jaya Lainnya: Deretan Pelatih Beken yang Sempat Pimpin Pelita Jaya, dari Danurwindo hingga Mario Kempes
Pelita Jaya tak hanya dikenal royal dalam belanja pelatih dan pemain, namun juga identik dengan sebutan tim nomaden, karena tercatat enam venue pernah menjadi homebase tim ini.
Pelita Jaya lahir di kandang bersejarah mereka, Stadion Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan (1986-1999) yang sejak tahun 2015 telah diratakan dengan tanah oleh Pemprov DKI Jakarta dan telah alih fungsi.
Kemudian Pelita Jaya pindah ke Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah (1999-2001), berlanjut ke Stadion Krakatau Steel, Cilegon, Banten (2002-2005), dan ke Stadion Purnawarman, Purwakarta, Jawa Barat (2006-2007).
Bahkan Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat juga pernah menjadi kandang tim yang mendapat julukan The Young Guns tersebut selama enam tanun (2008-2009 dan 2013-2014).
Stadion Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat (2010-2012) pun pernah dihuni Pelita Jaya sebelum akhirnya membubarkan diri usai tampil dua laga di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat (2015).
Banyak pilar penting timnas Indonesia penah merapat ke tim ini, sebut saja Marzuki Nyakmad, Theodorus Bitbit, Gusnedi Adang, Elly Idris, Ansyari Lubis, Noach Mariem, Rully Nere, Nasir Salasa, Alexander Sarnunu dan Frans Sinarta Huwae.
Selain itu juga ada nama-nama seperti Firman Utina, I Made Pasek Wijaya, Bima Sakti Tukiman, dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Begitu pula nama-nama Buyung Ismu, Eko Purjianto, Aples Gideon Tecuari, Alexander Pulalo, Seto Nurdiyantoro, dan dua penjaga gawang nasional Listyanto Raharjo dan Kurnia Sandy. Tak ketinggalan juga penyerang pertama tim ini, Bambang Nurdiansyah.
"Saya dan teman-teman lainnya angkatan pertama yang membela Pelita Jaya, waktu itu kami masih berkandang di Stadion Menteng, Jakarta. Alhamduillah saya juga pencatak gol pertama tim ini sejak awal berdiri, waktu itu tanggal 31 Agustus 1986 Pelita Jaya melawan juara bertahan Galatama, Krama Yudha Tiga Berlian, dan kami menang 1-0," ucap Bambang Nurdiansyah.
"Dulu itu tim masih dipegang duet pelatih Bertje Matulapelwa dan Benny Dollo serta Rahim Soekasah," Bambang Nurdiansyah mengenang.
Sederet veteran Piala Dunia asal Kamerun dan Argentina pernah mewarnai perjalanan Pelita Jaya.
Trio Kamerun, Emmanuel Maboang Kessack (Piala Dunia 1990 dan 1994) bermain pada era 1997-1998, Albert Roger "Milla" Miller (Piala Dunia 1982, 1990, dan 1994) bergabung pada 1994-1995, dan Jules Denis Onana (Piala Dunia 1990) bermain selama musim 2002 di Pelita Jaya.
Duo Argentina yang sama-sama merasakan tampil pada Piala Dunia, juga pernah menjadi kekuatan inti Pelita Jaya.
Berita Pelita Jaya Lainnya: Dua Kisah Monumental Pelita Jaya bagi Kurniawan Dwi Yulianto
Mario Alberto Kempes Chiodi (1993-1994) jebolan Piala Dunia 1974, 1978, dan 1982. Serta alumni timnas Argentina saat juara Piala Dunia 1984 di Meksiko, Pedro Pablo Pasculli.
Beberapa pemain dari Benua Biru Eropa juga menjadi kekuatan utama di tim ini, centerback asal Montenegro, Miodrag "Grof" Bozovic (1994-1996), Dejan Gluscevic (1994-1996) asal Serbia, dan gelandang dari Kroasia, Ivan Jerkovic.
Di jajaran pelatih pun Pelita Jaya tak pernah lepas dari sosok pelatih kelas atas, baik lokal maupun mancanegara.
Sebut saja Bertje Matulapelwa (1986 dan 1997), Danurwindo (1987-1989 dan 1997-1999 dan 2003-2004), Benny Dollo (1986-1989 dan 1990-1994), Mario Kempes (Argentina, 1995-1996), dan Mundari Karya (1996).
Kemudian Pelita Jaya menunjuk Yusak Sutanto (2000-2002), serta Bambang Nurdiansyah (2006) disusul nama-nama seperti Fandi Ahmad (Singapura, 2006-2010), Misha Radovic (Serbia, 2010-2011), Simon McMenemy (Skotlandia, 2012), Darko Janackovic (Serbia, 2013), dan terakhir Dejan Antonic (Serbia, 2013-2015).
Prestasi tim ini juga mentereng di level nasional, Pelita Jaya tiga kali menyabet juara Galatama musim 1988-1989, 1990, dan 1993-1994.
Termasuk juara Piala Utama 1992 serta Pemain Terbaik Piala Utama 1992 atas nama Powan Ngadi.
Berita Pelita Jaya Lainnya: Memori Ligina: Dominasi Pelita Jaya Atas Persib Dihentikan Gol Munir
Pelita Jaya meraih runner-up Galatama musim 1986-1987 dan 1987-1988, selain runner up Piala Utama 1990 .
Bahkan pada ajang Piala Liga (era Galatama), Pelita Jaya mencetak hat-trick runner-up pada tahun 1987, 1988, dan 1989.
Di level Asia, Pelita Jaya pernah menembus Babak 7 Besar pada Asian Club Championship 1989-1990, meski hanya finis pada babak penyisihan zona Asia Timur untuk even yang kini bernama AFC Champions League tersebut.
Total tiga musim di kompetisi Asia, Pelita Jaya membukukan catatan 11 kali bermain, tiga kali menang, dua kali imbang, enam kali kalah. Catatan gol kala itu 15-16 dengan poin delapan.
Perjalanan 29 tahun Pelita Jaya (1986-2015)
Tampil: 27 musim (67.860 menit)
Main: 754 laga
Menang: 335 kali
Seri: 182 kali
Kalah: 237 kali
Gol: 1.053 gol
Kemasukan: 762 gol
Selisih gol: +291 gol
Poin: 1.103
Laga pertama:
Stadion Menteng, Jakarta
31 Agustus 1986 Pelita Jaya vs Krama Yudha Tiga Berlian 1-0
Laga terakhir:
Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung
7 April 2015 Persib Bandung vs Pelita Bandung Raya-Persipasi 3-0
Pencetak gol pertama:
Bambang Nurdiansyah 54’
31 Agustus 1986 Stadion Menteng, Jakarta
Pelita Jaya vs Krama Yudha Tiga Berlian 1-0
Pencetak gol terakhir:
David Laly 77’
4 April 2015 Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang
Sriwjaya FC vs Pelita Bandung Raya-Persipasi 1-1
Prestasi Terbaik Pelita Jaya
2014 Semifinalis ISL
1996-1997 Runner-up Liga Indonesia
1993-1994 Juara Galatama
1992 Juara Piala Utama
1992 Pemain Terbaik Piala Utama (Powan Ngadi)
1990 Juara Galatama
1990 Runner-up Piala Utama
1989 Runner-up Piala Liga
1989-1990 Babak 7 Besar Asian Club Championship
1988-1989 Juara Galatama
1988 Runner-up Piala Liga
1987-1988 Runner-up Galatama
1987 Runner-up Piala Liga
1986-1987 Runner-up Galatama