- Kinerja Mochamad Iriawan, Ketua Umum PSSI, dalam sorotan menjelang enam bulan masa kepemimpinannya.
- Isu nepotisme menjadi wacana terhangat PSSI saat ini, sebab mulai menjalar ke internal organisasi PT LIB.
- Persoalan PSSI dan PT LIB, yang melibatkan Mochamad Iriawan dan Cucu Somantri, bisa dimanfaatkan oknum.
SKOR.id - Tiga hari lagi, genap enam bulan Mochamad Iriawan memimpin PSSI. Seperti apa pencapaian Iriawan selama setengah tahun kepemimpinannya?
Iwan Bule, begitu Mochamad Iriawan biasa disapa, terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada 2 November 2019 dalam kongres di Jakarta, dengan meraih 82 suara.
Kemenangan ini seperti sudah diprediksi banyak kalangan, sebab Iriawan telah melakukan "agresi" ke berbagai daerah sejak awal tahun 2019.
Berita PSSI Lainnya: Kemesraan PT LIB dan PSSI Sedikit Renggang, Ini Sikap Menpora
Dalam kampanyenya, sedikitnya dua hal yang paling diingat publik, yakni memberi subsidi ke klub Liga 1 hingga Rp15 miliar dan membangun kompleks sepak bola PSSI.
Hingga enam bulan masa kepemimpinannya, dua hal itu belum terwujud. Belum ada keterangan resmi kapan dua hal tersebut bisa direalisasikan.
Soal subsidi Rp15 miliar, salah satu komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB), Hasani Abdulgani, mengatakan, untuk musim 2020 belum memungkinkan diwujudkan.
"Kan masih ada tahun berikutnya. Kami akan berusaha untuk mewujudkan subsidi sebesar itu," kata Hasani dalam diskusi di Kantor LIB pada Februari 2020.
Salah satu fokus Iriawan setelah terpilih adalah safari calon tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Hampir setiap pekan PSSI merilis kunjungan Iriawan ke daerah-daerah.
Piala Dunia usia muda tertinggi gubahan FIFA ini seperti jadi program mercusuar Iriawan. Sampai-sampai ia menetapkan Wakil Sekjen PSSI untuk menyukseskan ajang ini.
Sayangnya, yang ditunjuk sebagai Wakil Sekjen adalah adik iparnya, Maaike Ira Puspita. Ini memunculkan asumsi ada nepotisme di PSSI. Hal ini pun digunjingkan publik.
Lagi giat-giatnya bergerilya, wabah covid-19 datang. Ini membuat program PSSI berantakan. Liga 1, Liga 2, Liga Putri, Elite Pro Academy, dan kursus tak bisa digelar.
Sumber pemasukan PSSI dari sponsor pun macet. Hal ini membuat PSSI mengirimkan surat pencairan dana Liga 1 2020 ke PT LIB, sebesar Rp10 miliar.
Namun, surat yang beredar di kalangan media tersebut lantas dibantah PT LIB dan PSSI. LIB sekaligus pula menegaskan mereka tak punya dana untuk itu.
Belum reda isu tersebut, mencuat isu nepotisme di dalam internal PT LIB. Pasalnya, Direktur Utama PT LIB, Cucu Somantri, menunjuk anaknya sebagai General Manager (GM).
Menariknya, Cucu membantah anaknya resmi sebagai GM PT LIB, tetapi komisaris PT LIB menyebut anak Cucu sudah mendapat fasilitas saat pembukaan Liga 1 dan Liga 2.
Hal ini kemudian memunculkan banyak komentar, baik dari klub sebagai pemilik saham PT LIB, juga dari PSSI sebagai pemilik saham emas PT LIB.
Iriawan ikut berkomentar, bahwa PT LIB sebaiknya segera melakukan rapat internal antara direksi, komisaris dengan para pemilik saham dalam forum resmi.
"Fokus mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan dan tantangan ke depan pasca-pandemi ini (covid-19) usai nanti," Iriawan menghimbau.
Berita PSSI Lainnya: Ketua Umum PSSI Desak PT LIB Segera Selesaikan Kisruh Internal
Terlepas dari itu, drama nepotisme di dalam internal PSSI dan PT LIB, dianjurkan tak berlarut-larut, sebab yang dirugikan adalah entitas sepak bola nasional.
"Ini sebaiknya segera diakhiri. Diselesaikan. Agar tidak ada 'penumpang gelap' yang masuk membawa kepentingannya sendiri," ucap pengamat sepak bola nasional, Kusnaeni.