- Muhammad Wahyu terkenang kejadian lima tahun lalu ketika roda kompetisi sepak bola juga tak bergulir.
- Kendati demikian, eks-kapten Persis Solo itu mengambil hikmah dari pandemi virus corona ini.
- Wahyu jadi lebih banyak menghabiskan bulan Ramadan bersama keluarga, sesuatu yang jarang ia rasakan saat kompetisi bergulir.
SKOR.id - Mantan kapten Persis Solo, Muhammad Wahyu, mengambil hikmah positif dari wabah virus corona yang menyelimuti dunia saat ini.
Nama Muhammad Widya Wahyu Fitriyanto atau yang lebih dikenal sebagai M Wahyu punya sejarah panjang bersama klub-klub di kawasan Jawa Tengah.
Meski lahir di Surabaya, Jawa Timur, pemain berposisi gelandang bertahan ini sempat menjadi nyawa lini tengah Persijap Jepara, Persis Solo, PSIS Semarang, hingga PSCS Cilacap.
Berita Persis Lainnya: Belum Bayar Gaji Pemainnya, Persis Solo Kesulitan Cari Sponsor
Bahkan ban kapten kerap melingkar dilengannya pada tiap klub yang dia bela. Musim 2020, pemain kelahiran 11 Mei 1989 ini tercatat sebagai pemain Cilegon United. Bersama istri dan anaknya, kini dia tinggal di Kota Jepara.
Kiprah dan kepemimpinannya di lapangan membuat Wahyu selalu mendapat tempat di hati suporter tim-tim yang dibelanya, termasuk bagi Pasoepati (suporter Persis Solo).
Di momen bulan Ramadan tahun ini, Wahyu kembali teringat dengan momen tahun 2015 di mana saat itu juga kompetisi terhenti meski dengan latar belakang yang berbeda.
"Apa yang berjalan saat ini adalah momen kedua setelah lima tahun silam. Saya pribadi berusaha mengambil makna positif saja dari momen saat ini di mana wabah corona membuat saya bisa lebih lama lagi berkumpul dengan keluarga saat menjalani ibadah di bulan Ramadan,” kata Wahyu kepada Skor.id.
Kenikmatan berkumpul dengan keluarga ini dikatakannya sangat jarang didapatkan Wahyu saat kompetisi berjalan.
"Biasanya, kami sahur dan buka puasa momennya lebih banyak bersama rekan-rekan di tim. Namun kini bisa kumpul terus dengan keluarga,” ucap Wahyu.
Bagi Wahyu, momentum bulan suci Ramadan menjadi momen yang sangat tepat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Secara probadi, dia sangat berharap bisa memaksimalkan kondisi ini untuk banyak ada di rumah dengan meningkatkan kualitas ibadahnya selama ini.
"Harapannya bisa lebih maksimal lagi. Salat berjamaah dengan keluarga di rumah dan ibadah tepat waktu menjadi hal yang istimewa tentunya," kata dia menambahkan.
Mengenai tadarus Alquran, Wahyu mengatakan bahwa ini juga menjadi hal yang tak lupa dilakukannya.
Namun mengenai tadarus Alquran ini, Wahyu mengaku tak menaruh target khusus harus khatam berapa kali selama bulan Ramadan.
"Kalau bisa satu kali khatam syukur Alhamdulillah. Yang terpenting berusaha lebih baik dibanding hari-hari biasa," kata dia lagi.
Berita Persis Lainnya: Kilas Balik, Hubungan Fan PSS Sleman dan Persis dari Kritis Jadi Harmonis
Bagaimana dengan menu sahur dan berbuka puasa? Untuk sahur, pemain yang identik dengan nomor punggung 23 ini mengaku masakan ikan sarden menjadi salah satu yang disenanginya.
"Untuk buka puasa, serabi dan air putih sudah cukup untuk saya," tutur pemain yang juga menjadi penggawa PSCS saat juara ISC B 2016 itu.