- Wiljan Pluim telah berkarier di Indonesia selama nyaris empat musim berturut-turut.
- Menimba ilmu di akademi Vitesse, Wiljan Pluim sempat digadang-gadang akan punya masa depan cerah di Belanda.
- Wiljan Pluim mengaku tak menyesal gagal mengikuti jejak rekan-rekannya di Eropa.
SKOR.id - Pemain asing PSM Makassar, Wiljan Pluim mengaku tak menyesal berkarier di Indonesia sampai saat ini.
Wiljan Pluim datang ke Indonesia pada tahun 2016 untuk bergabung dengan PSM Makassar yang saat itu sedang berlaga di kompetisi Torabika Soccer Championship 2016.
Sejak saat itu, Wiljan Pluim menjadi sosok penting di dalam skuad PSM Makassar.
Rekam jejak Wiljan Pluim sebelum berkarier di Indonesia bisa dibilang memang tak main-main.
Sebelum memutuskan berkarier di Benua Asia, Pluim sempat digadang-gadang menjadi salah satu talenta terbaik di akademi Vitesse Arnhem.
Berita Wiljan Pluim Lain: Kisah Wiljan Pluim yang Sudah Terbiasa Melihat Ular Saat Latihan
Namun, ternyata Pluim gagal memaksimalkan potensinya saat pindah dari Vitesse untuk bergabung dengan klub Belanda lain, seperti Roda JC, PEC Zwolle, serta Willem II.
Sampai pada akhirnya, pemain kelahiran Zwolle itu memutuskan untuk mencoba peruntungan di Asia.
Klub Asia pertama yang dibela Pluim adalah kontestan Liga Vietnam, Becamex Binh Duong. Namun, ia juga gagal menunjukkan kualitasnya sehingga hanya bertahan selama separuh musim di Vietnam sebelum akhirnya direkrut oleh PSM Makassar.
Terkait keputusannya tersebut, Pluim mengaku tak menyesal dengan pilihannya.
Menurutnya, keputusannya itu terjadi akibat sifat buruknya di masa lalu.
"Ketika saya menengok ke belakang, saya melihat bahwa saya tak selalu membuat pilihan yang benar. Saya tidak mengaturnya dengan baik," ucap Pluim, seperti dikutip dari Voetbal International.
Berita PSM Lain: Pelatih PSM Makassar Perkirakan Klub Asia Tenggara Akan Menderita
"Dulu saya orang yang keras kepala, saat itu saya punya pandangan berbeda. Kamu muda, kamu selalu benar, dan kamu berpikir bahwa dirimulah yang terbaik. Saya bisa bermain lebih baik dari pemain lain, saya selalu berpikir seperti itu," ucapnya.
Pluim juga bisa dibilang gagal mengikuti jejak mantan rekan setimnya yang sukses bergabung dengan klub-klub top Eropa setelah lulus dari akademi Vitesse.
"Saya cukup melihat mantan rekan setim seperti Davy Propper, Marco van Ginkel, serta Alexander Buttner, untuk menyadari bahwa saya telah melangkah lebih jauh, tetapi kenyataanya Van Ginkel melakukan segalanya untuk sepak bola, saya sedikit berbeda," kata gelandang berusia 31 tahun tersebut.
Seperti diketahui ketiga pemain tersebut berhasil bergabung dengan klub top Eropa. Alexander Buttner sempat direkrut oleh Manchester United, Davy Propper pernah berkostum PSV, sementara Marco van Ginkel sempat mencicipi kostum Chelsea.
"Ketika saya melihat mereka di timnas Belanda, saya merasa harusnya juga bisa, tetapi semua berjalan begitu saja," kata Pluim.
"Saya membuat pilihan yang membuat saya nyaman sebagai seseorang. Cukup berperan dalam sepak bola sudah membuat saya senang. Saya bahagia dengan kehidupan sekarang," ujar Wiljan Pluim menegaskan.