- Rusdi Bahalwan dikenang sebagai pelatih Persebaya dengan filosofi permainan total football.
- Saat melatih Persebaya, Rusdi Bahalwan mempersembahkan gelar juara liga musim 1996-1997.
- Mantan anak asuh Rusdi Bahalwan menyebut filosofi kepelatihannya adalah
- menyerang untuk menang.
SKOR.id - Bila di Belanda ada nama Rinus Michels, di Surabaya ada nama Rusdi Bahalwan. Dua pelatih beda zaman dan tempat, namun punya visi yang sama.
Ya, dua tokoh beda benua ini adalah filsuf sepak bola di Tanah Airnya masing-masing. Tak salah kiranya mereka disebut peletak dasar-dasar sepak bola total football.
Bersama Belanda, Rinus Michels mengecap juara Piala Eropa 1998. Ketika itu Belanda tampil sangat memukau dengan permainan kolektif yang lugas.
Baca Juga: Winger Muda Bajul Ijo Penasaran dengan Hantu di Wisma Persebaya
Sedangkan Rusdi Bahalwan mengecap manisnya juara bersama Persebaya pada musim 1996-1997. Kala itu kompetisi masih bernama Divisi Utama.
Saat itu Rusdi sukses melakukan kombinasi antara pemain muda, senior, dan pemain asing. Kala itu sejumlah media menyebut Persebaya berkekuatan skuad impian.
Pemain muda yang sukses diorbitkan hingga sukses menembus timnas Indonesia adalah Bejo Sugiantoro, Anang Ma'ruf, hingga Uston Nawawi.
Sementara pemain yang paling moncer dalam besutan Rusdi adalah Jakcsen Fereira Tiago, yang kemudian menjadi top scorer dengan koleksi 26 gol.
Selain itu, dalam total 25 laga yang dilalui Persebaya, hanya tiga kali kalah. Setelah lolos dari Grup Timur, Persebaya menyapu besih babak penyisihan, semifinal dan final.
Pada partai final, Bajul Ijo, julukan Persebaya, mengandaskan Bandung Raya dengan skor 3-1. Tiga gol Persebaya disumbang Aji, Reionald Pietrez, dan Jakcsen.
Bejo Sugiantoro mengaku belum bisa melupakan permainan Persebaya dalam asuhan Rusdi Bahalwan. "Saya menyebutnya beliau sebagai pelatih terbaik," ujar Bejo.
Selain pintar meracik strategi, Bejo juga mengingat Rusdi sebagai motivator andal. Kata-katanya di ruang ganti selalu bisa meletupkan perjuangan.
"Jika lawan bisa mencetak tiga gol, maka tim kamu harus bisa mencetak empat gol," ucap Bejo meniru perkataaan Rusdi.
Bejo juga masih memegang doktrin utama filosofi sepak bola yang diajarkan almarhum. "Bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang. Tidak ada kata lain," katanya.
Demikian juga gelandang Persebaya era itu, Uston Nawawi, menyebut Rusdi Bahalwan sebagai pelatih yang punya filosfi sepak bola maju.
Baca Juga: Presiden Persebaya Ingin Kuota Pemain Asing Dikurangi Mulai 2021
"Filosofi sepak bolanya menyerang. Jika depan buntu, maka lini selanjutnya harus membantu atau coming from behind," asisten pelatih Persebaya ini mengenang.
Adapun Rusdi sudah meninggalkan sepak bola Indonesia dan Surabaya pada 2011. Meski begitu dasar-dasar sepak bola Rusdi untuk Surabaya tak lekang.