- PSSI telah memberikan lampu hijau kepada klub, termasuk PSS Sleman, untuk memotong gaji pemain selama kompetisi diliburkan.
- Bek PSS Sleman, Derry Rachman Noor, berharap manajemen mengambil keputusan yang bijak terkait hal ini.
- Sebab, pemotongan gaji sebesar 75 persen dinilai memberatkan pemain.
SKOR.id - Pemain bertahan PSS Sleman, Derry Rachman Noor, masih merasa gelisah perihal kepastian pemotongan gaji yang sampai ini belum mendapat kejelasan.
Sebelumnya, wacana pemotongan gaji pemain mulai mencuat setelah PSSI memutuskan status force majeure terhadap kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020.
Langkah ini diambil oleh federasi karena kompetisi terpaksa dihentikan hingga Juli tahun ini.
PSSI juga memberikan lampu hijau kepada klub-klub kontestan untuk melakukan penyesuaian gaji pemain, pelatih, serta ofisial selama kompetisi terhenti.
Baca Juga: BCS Memboikot PSS tapi Solidaritas untuk Sleman Pantang Surut
Angka pemotongan gaji yang dianjurkan PSSI pun juga cukup besar, yakni mencapai 75 persen.
Baca Juga: Federasi Sepak Bola Malaysia Potong Gaji Karyawan karena Pandemi Covid-19
Dengan kata lain, pemain hanya akan menerima gaji sebesar 25 persen dari kesepakatan kontrak.
Derry Rachman pun harap-harap cemas dengan situasi ini. Ia berharap, manajemen tim Elang Jawa bisa mengambil keputusan bijak soal pemotongan gaji.
"Semoga ada pertimbangan lagi dari pihak manajemen," kata Derry.
Bek berusia 25 tahun ini mengaku sedih jika nantinya ia hanya menerima gaji sebesar 25 persen dari kesepakatan.
"Saya sedih kalau sampai benar gaji dipotong 75 persen dan cuma menerima 25 persennya. Kalau bisa ya ditambahlah. Jangan sampai 25 persen saja," ujarnya.
Baca Juga: Danilo Fernando Ungkap Dampak Penundaan Kompetisi Bagi PSS Sleman
Sampai saat ini belum ada titik terang, meski manajemen telah menjalin komunikasi dengan pemain PSS.
Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) juga telah memiliki sikap tegas terkait wacana pemotongan gaji pemain.
APPI menilai bahwa pemain semestinya menjadi salah satu pihak yang memiliki hak untuk bersuara terkait keputusan pemotongan gaji.
Sebab, pemain dan klub adalah dua pihak yang menjalin kesepakatan dalam kerja sama kontrak.
Selain itu, APPI juga telah melayangkan surat kepada federasi, yang setidaknya berisi dua poin utama.
Baca Juga: Curahan Hati Bek PSS Sleman soal Rencana Pemotongan Gaji Pemain
Pertama, apapun keputusan yang dihasilkan seyogyanya melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyepakati perubahan
Kedua, pemain bukannya tidak memahami kondisi ini. Pemain juga tidak serta merta menuntut gaji tetap utuh seratus persen.
Tetapi, pemain hanya keberatan perihal gaji dipotong 25 persen menggunakan sistem pukul rata.