- Bojan Hodak menilai wasit Hasan Akrami tidak bersikap bijak terkait kartu merah.
- PSM andalkan serangan balik untuk kalahkan Lalenok United, Rabu (29/1/2020).
- PSM tegabung di Grup H bersama Tampines Rovers, Kaya Iloilo, dan Shan United.
SKOR.id - PSM Makasaar pastikan mengisi satu slot terakhir Grup H Piala AFC 2020. Itu setelah menaklukkan Lalenok United dengan skor 3-1, di Stadion Pakansari, Cibinong, Rabu (29/1/2020).
Dari dua pertandingan babak play-off, PSM menang dengan agregrat 7-2. Pada pertemuan pertama, Juku Eja, julukan PSM, unggul dengan skor 4-1.
Pasukan Ramang, julukan PSM, akan tergabung di Grup H, bersama wakil Singapura, Tampines Rovers, wakil Filipina, Kaya Iloilo, dan Shan United (Myanmar).
Namun, kemenangan ini membuat emosi pelatih PSM, Bojan Hodak, meluap. Pasalnya, dua pemain PSM diganjar kartu merah oleh wasit Hasan Akrami asal Iran.
Menurut Hodak, kepemimpinan Hasan Akrami sangat buruk. Dalam analisis pelatih berusia 48 tahun itu, Hasan Akrami banyak melakukan kesalahan penilaian pertandingan.
Baca Juga: Hasil PSM vs Lalenok United: Juku Eja Selamat dari Lubang Jarum
"Selama 35 tahun saya di sepak bola, baru kali ini melihat kepemimpinan wasit yang sangat tidak bagus. Pemain kami diganjar dua kartu kuning langsung dalam waktu lima detik," ujar Hodak.
"Kartu merah yang didapat Pluim (Willem Jan), diawali pelanggaran di mana Pluim terkena injak pemain lawan (Armindo de Almeida)," pelatih asal Kroasia itu menjelaskan.
Karena tak puas dengan keputusan wasit, yang menilainya melakukan pelanggaran keras, padahal sebelumnya ia dilanggar lebih dalu, gelandang asal Belanda ini protes keras ke wasit.
Hodak menilai, apa yang dilakukan Pluim sangat wajar karena ia merasa dirugikan. Seharusnya, ia menambahkan, pemain diberikan peringatan sebelum wasit keluarkan kartu merah.
Baca Juga: Wawancara Ferdinand Sinaga: Saya Akan Jadi Juragan Beras
Terlepas kekecewaannya akan kepemimpinan wasit, Hodak mengaku cukup senang dengan hasil yang diperoleh. Melaju ke putaran final Piala AFC 2020 bukti kualitas pemain.
Mendapat dua kartu merah sedangkan lawan tampil penuh, bukan perkara mudah. Apalagi PSM malah menambah gol saat sudah kekurangan dua pilar penting.
"Saya rasa permainan kami bisa terus ditingkatkan. Kami memang bermain menunggu. Ketika mereka berbuat kesalahan, kami maksimalkan peluang itu dengan kelebihan kami," ujar Hodak.