- Herve Renard memiliki kisah perjalanan hidup yang menarik sebelum menjadi pelatih profesional.
- Herve Renard sempat menjadi petugas kebersihan yang harus bangun di pagi buta, dan sore hari kemudian melatih tim lokal.
- Herve Renard kemudian sukses di Afrika sebelum melatih timnas Arab Saudi.
SKOR.id - Arab Saudi akan menghadapi Meksiko malam ini atau Kamis (1/12/2022) dini hari WIB.
Duel ini akan menampilkan kembali Herve Renard di pinggir lapangan. Pelatih Arab Saudi tersebut salah satu yang membuat kejutan di World Cup 2022 ini.
Tepatnya saat membawa Arab Saudi mengalahkan Argentina di laga pertama fase grup C, pekan lalu.
Herve Renard kini akan mencoba untuk membuat keajaiban kedua, membawa Arab Saudi ke 16 Besar Piala Dunia 2022.
Lalu, siapa sebenarnya Herve Renard? Hanya sedikit pelatih asal Eropa yang memilih karier di tempat-tempat yang sulit. Bahkan di tempat yang tidak populer dalam dunia sepak bola.
Dalam sepak bola Afrika, ada nama seperti Claude Le Roy, Bruno Metsu, dan juga Herve Renard.
Mereka adalah barisan pelatih yang tidak memilih jalan yang mudah. Tentu saja, banyak latar belakang mengapa mereka memilih Afrika.
Bahkan Bruno Metsu pun kemudian sampai menikah dengan seorang wanita Senegal. Nama Bruno Metsu pun harum di negeri Afrika, sampai akhir hayatnya.
Herve Renard pun salah satu pelatih yang menyukai negeri Afrika. Karena Afrika yang memberikannya kesempatan mewujudkan impiannya sebagai pelatih.
Zambia, Angola, Pantai Gading, dan Maroko. Deretan negeri itu menjadi jejak kepelatihan karier Herve Renard sebelum menangani ttim Timur Tengah, Arab Saudi.
Dua kali dirinya sukses sebagai pelatih di Afrika, membawa Zambia dengan mengejutkan tampil sebagai juara Piala Afrika 2012, lalu membawa Pantai Gading meraih gelar yang sama pada 2015.
Nama Herve Renard baru sering muncul ke permukaan ketika Piala Afrika bergulir. Karier Herve Renard kemudian tidak hanya di timnas Afrika.
Dia pun kemudian menjadi pelatih timnas Arab Saudi sejak 2019 silam.
Setelah membawa Arab Saudi lolos ke putaran final, pelatih yang kini berusia 54 tahun tersebut membuat kejutan di Piala Dunia 2022 ini.
Berhasil atau tidak membawa Arab Saudi ke fase knockout, Herve Renard telah membuat Arab Saudi menjadi perhatian dunia dengan momen kemenangan atas Argentina. Kemenangan itu akan dicatat dalam sejarah sepak bola tentunya.
Namun, sebelum sampai ke Piala Dunia, perjalanan Herve Renard justru sempat dimulai sebagai petugas kebersihan.
Pensiun sebagai Pemain
Tentu saja, ketika masih sebagai pemain, Herve Renard yang berasal dari Prancis, bukanlah kategori pemain bintang.
Dia hanya sosok yang menyukai dan mencintai sepak bola. Dia bermain di Cannes sebagai bek sejak 1983 hingga 1990.
Setelah sempat bermain di klub SC Draguignan, Herve Renard pun mencoba menjadi pelatih klub tersebut pada 1999.
Namun, aktivitasnya sebagai pelatih klub tersebut diiringgi pula dengan pekerjaannya sebagai petugas kebersihan.
"Saya membersihkan jendela, membersikah karpet, dan juga bertugas membersihkan perlengkapan industrial lainnya, saya tidak malu," kata Herve Renard, kepada BBC.
Herve Renard salah satu pelatih asal Eropa yang justru memilih untuk menangani tim-tim dari Afrika.
Dia meraih sukses besar di sepak bola Afrika. Kisah berawal di Cote d'Azur di selatan Prancis.
"Saya bermain di divisi utama sebagai pemain, saya bermain di Piala Prancis, tapi saya berhenti di sana."
"Hanya itu, kemudian saya mempersiapkan diri memasuki masa pensiun," dia menjelaskan.
Setelah kariernya sebagai pemain profesional berakhir, Herve Renard pun membutuhkan karier yang baru.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah membantu saya untuk melakukan pekerjaan saya setelah saya gantung sepatu," kata Herve Renard menambahkan.
Salah satu sosok yang ikut berjasa dalam masa pensiun Herve Renard adalah Pierre Romero.
"Herve Renard bekerja untuk saya di sebuah perusahaan kebersihan. Dia membersihkan daerah-daerah atau wilayah lingkup yang saya pimpin," kata Pierre Romero, bercerita.
Namun, Pierre Romero selain menjadi salah satu manajer di perusahaan tempat Herve Renard Bekerja, dia juga seorang fans sepak bola dan pernah menjadi direktur di FC Rouen.
"Dia kemudian memberikan saya kesempatan tersebut, di mana ketika itu daya tidak berpikir sebagai sebuah hadiah," kata Herve Renard.
"Karena itu merupakan pekerjaan yang keras dalam hidup bagi seorang mantan pesepak bola," katanya lagi.
Tugas Herve Renard adalah mengambil barang-barang di tempat sampah, memasukkannya ke dalam truk sampai, sampai membersihkan berbagai ruangan yang ada di wilayah yag menjadi tempatnya bekerja.
Tentu saja, Herve Renard ketika itu harus beradaptasi dengan rutinitas yang baru seperti bangun di pagi buta untuk memulai pekerjaannya sebagai petugas kebersihan.
"Saya bangun di pagi hari sekitar pukul 02.30 lalu selesai di sore hari, lalu saya pergi berlatih untuk Draguignon," katanya lagi.
Setelah latihan, dia pun pulang ke rumah pukul 9 atau 9.15 malam untuk beristirahat.
"Saya tidur pukul 11 malam, tidur sekitar empat atau lima jam, tidur sejenak yang cukup bagi saya. Itulah kegiatan saya saat itu selama hampir delapan tahun," kata Herve Renard mengenang.
Menurut Pierre Romero, Herve Renard ketika itu memilih pekerjaan yang keras.
"Dia harus berkompromi dan menuruti permintaan orang yang seringkali tidak ramah atau mereka yang tidak tidak puas. Namun, dia tahu bahwa itu yang memang harus dia hadapi," katanya.
Perusahaan Kebersihan
Namun, Herve Renard tidak berhenti di situ. Dia belajar dari apa yang dilakukannya dan kemudian mulai membentuk sendiri perusahaan kebersihan.
Herve Renard kemudian mengajak James Hindmarch, seorang mantan pemain yang sebelumnya justru pernah dilatihnya.
"Ya, kami mulai bertemu dan bekerja pada pukul lima pagi dan melakukannya bersama. Pekerjaan kami adalah mengeluarkan tempat-tempat sampah dann lalu kami membersihkan semuanya," kata James Hindmarch.
"Namun, saya tahu betul bahwa ambisi dan mimpinya adalah menjadi seorang pelatih profesional," kata James Hindmarch lagi tentang Herve Renard.
Herve Renard sendiri tentu saja tidak akan pernah melupakan masa-masa itu. "Itu adalah pekerjaan yang menuntut fisik, dan saya bangga bahwa saya pernah melakukan pekerjaan itu," kata Herve Renard.
"Namun, kami masing-masing memiliki keinginan pribadi dan kami tidak boleh melupakan hal itu," katanya lagi.
Mempekerjakan James membuat Herve Renard memiliki waktu untuk menyelesaikan pendidikannya sebagai pelatih dan mendapatkan sertifikat pelatih pro.
Asisten Claude Le Roy
Setelah ittu, jalannya pun mulai terbuka. Pertama, dia mendapat panggilan dari pelatih legendaris Afrika yang memang sudah sangat dikenal yaitu Claude Le Roy.
"Saya dan Herve Renard berada di dalam mobil dalam perjalanan setelah menyaksikan pertandingan sepak bola. Claude Le Roy mengontak saya," kata Pierre Romero.
"Claude Le Roy kemudian mengatakan bahwa dirinya baru saja menjadi pelatih Shanghai dan dia membutuhkan seorang asisten," kata Pierre Romero lagi bercerita.
"Lalu saya berkata kepada Herve Renard: 'Kamu tertarik?'" kata Pierre Romero.
"Dia hanya menjawab: 'Ya!'"
Dengan kariernya tersebut, Herve Renard pun mulai tidak terlibat dengan tugasnya di perusahaan yang dibentuknya.
"Saya tahu bahwa cepat atau lambat dia akan menjadi pelatih dan meninggalkan pekerjaan ini," kata James Hindmarch tertawa.
Menurut James Hidmarch, Herve Renard seorang yang determinan dan dia tidak terkejut jika kemudian kariernya sebagai pelatih meraih sukses.
"Jika Anda bisa dan mampu melakukan tugas seperti ini (mengambil sampah dari empatnya) dengan baik, maka Anda adalah seorang yang bisa melakukan tugas apapun," katanya lagi.
"Bagi saya, Herve Renard adalah seorang yang lebih daripada sekadar teman, dia seperti anak saya sendiri," kata Pierre Romero.
"Saya bangga kepada dirinya. Saya bahagia atas apa yang telah dia raih, karena dia memang pantas mendapattkannya," dia menambahkan.
Herve Renard sendiri mengambil semua perjalanan hidupnya itu dengan baik. "Anda harus melalui beberapa kesulitan dan mungkin juga kegagalan, tapi itu akan membuat Anda semakin kuat. Saya kira demikian," kata Herve Renard.
Berita Piala Dunia 2022 Lainnya:
Piala Dunia 2022: Menghitung Peluang Lolos Grup C
VIDEO: Dua Gol Bruno Fernandes pada laga Portugal vs Uruguay di Piala Dunia 2022