- Hajime Moriyasu pernah mencoba masuk ke tim Manchester United tapi gagal.
- Hajime Moriyasu berkembang sebagai pemain di Sanfrecce Hiroshima.
- Namanya lebih bersinar sebagai pelatih ketimbang sebagai pemain.
SKOR.id - Kemenangan timnas Jepang atas Jerman menjadi satu dari dua kejutan yang telah terjadi di Piala Dunia 2022 yang baru berlangsung ini.
Setelah Arab Saudi yang mengalahkan Argentina, sehari kemudian giliran Jepang yang mengalahkan Jerman.
Tepatnya dalam pertandingan Rabu (23/11/2022) malam WIB. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Khalifa International tersebut, Jepang menang 2-1.
Dua gol Jepang diciptakan oleh dua pemain pengganti mereka, Ritsu Doan dan Takuma Asano.
Setelah kemenangan tersebut, sosok Hajime Moriyasu pun mencuat seiring nama Tim Samura Biru yang menjadi perhatian publik sepak bola dunia.
Hajime Moriyasu dipuji karena keputusannya yang melakukan pergantian pemain dengan menurunkan dua pemain tersebut.
Tanpa keputusan itu, belum tentu Jepang mampu membuat kejutan. Hajime Moriyasu pun menjadi perhatian karena keberhasilannya membawa Jepang mengalahkan tim raksasa seperti Der Panzer.
Apalagi, fakta bahwa kedua pencetak gol kemenangan Jepang yang diturunkan Hajime Moriyasu tersebut merupakan pemain yang memang bermain di klub Jerman.
Ritsu Doan adalah pemain SC Freiburg sedangkan Takuma Asano adalah pemain Vfl Bochum. Jepang benar-benar berhasil mengambil ilmu dari dua pemainnya yang bermain di Bundesliga.
"Jerman selalu menjadi ukuran bagi sepak bola, kami pun akan tetap belajar dari Jerman setelah kemenangan ini," kata Hajime Moriyasu, terkait sukses timnya mengalahkan raksasa sepak bola Eropa tersebut.
Hajime Moriyasu yang kini berusia 54 tahun dalam kariernya sebagai pemain hanya "mengenal" tiga klub, yaitu Sanfrecce Hiroshima, Vegalta Sendai, dan sempat bermain sebagai pinjaman di Kyoto Purple Sanga.
Pada masa kariernya sebagai pemain, Jepang memang sedang rajin-rajinnya memberikan kesempatan kepada pemain mereka untuk bermain di luar negeri, terutama Eropa.
Namun, saat sejumlah pemain Jepang berhasil masuk ke tim besar Eropa, Hajime Moriyasu justru harus melupakan mimpinya untuk mengikuti barisan pemain yang berkarier di Benua Biru.
Keinginannya untuk menembus masuk Manchester United gagal. Hajime Moriyasu pernah mengikuti tes di Manchester United di awal-awal kariernya sebagai pemain profesional.
Tepatnya pada tahun 1990 saat usianya masih 22 tahun dan masih bermain di Sanfrecce Hiroshima. Saat itu, Hajime Moriyasu mengikuti tes di tim Liga Inggris tersebut.
Namun, dia gagal masuk tim. Pelatih Manchester United ketika itu, Alex Ferguson, menolak Hajime Moriyasu sehingga dia pun gagal mendapatkan kontrak di Tim Setan Merah.
Namun, Hajime Moriyasu tidak menyerah terkait kariernya. Dia pun meneruskan kariernya di Sanfrecce Hiroshima.
Hajime Moriyasu mengikuti klubnya, baik bermain di J1 League yang kini dikenal dengan Meiji Yasuda J1 League maupun di J2 League.
Di klub inilah Hajima Moriyasu melewati hampir seluruh kariernya sebagai pemain profesional sebelum bergabung ke Vegalta Sendai.
Bermain sebagai gelandang, Hajime Moriyasu tampil dalam 271 pertandingan di level tertinggi sepak bola Jepang dengan mencetak 34 gol untuk Sanfrecce Hiroshima.
Bukan hanya sebagai pemain, Hajime Moriyasu justru lebih sukses dalam kariernya sebagai pelatih dengan membawa Sanfrecce Hiroshima meraih sejumlah gelar, termasuk tiga gelar J1 League.
Momen Pahit Agony of Doha
Kemenangan timnas Jepang atas Jerman yang digelar di Stadion Khalifa International, Doha, sejatinya dapat mengobati sejarah pahit Tim Samurai Biru yang terjadi di Doha.
Hajime Moriyasu memang memiliki kenangan yang pahit di Ibu Kota Qatar ini yang dikenal dengan Agony of Doha.
Sebutan tersebut menjadi sisi pahit yang tidak pernah terlupakan oleh publik sepak bola Jepang ketika itu, tepatnya pada 1994 dalam kualifikasi terakhir zona Asia menuju Piala Dunia 1994.
Saat itu, Jepang dengan sejumlah pemain seperti Hajime Moriyasu bertemu dengan Iraq dalam laga yang digelar di tempat netral, yaitu di Doha, Qatar.
Jepang hanya membutuhkan kemenangan dalam pertandingan ini. Dengan kemenangan, mereka akan mencatatkan sejarah untuk kali pertama dalam sejarah mereka tampil di ajang Piala Dunia.
Namun, ketika sudah unggul 2-1, Iraq justu berhasil mencetak gol di menit terakhir yaitu menit ke-90+1.
Hasil imbang 2-2 tersebut pun membuat Jepang gagal ke Piala Dunia 1994 dan tempat mereka justru diambil oleh rival mereka, Korea Selatan.
Kini, dengan kemengan atas Jerman, cukup menjadi obat bagi kenangan pahit dalam sejarah sepak bola Jepang.
Berita J.League Lainnya:
Rapor Pemain J.League di Laga Jerman vs Jepang
Belum Mendapat Debut, Ryo Ishii Sudah Dilepas Urawa Red Diamonds