- Premier League siap memberikan dukungan untuk melakukan uji coba pergantian pemain sementara untuk kasus cedera bagian kepala.
- Sejumlah mantan pemain, PFA, dan ahli medis memberikan durat terbuka, mendesak agar pergantian sementara ini diujicoba.
- Namun gagasan tersebut ditolak oleh pembuat peraturan, Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB).
SKOR.id - Kompetisi sepak bola level tertinggi Inggris, Premier League, siap memberikan dukungan untuk melakukan uji coba regulasi baru terkait pergantian sementara untuk pemain yang mengalami gegar otak atau cedera kepala di sebuah pertandingan.
Baru-baru ini, sebuah surat terbuka ditujukan kepada Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) ditandatangani oleh beberapa mantan pemain termasuk Alan Shearer dan Chris Sutton.
Surat terbuka ini juga ditandatangani Asosiasi Pesepak Bola Profesional, dan konsultan neuropatologi Dr Willie Stewart, yang isinya mendesak melakukan uji coba pergantian sementara untuk pemain gegar otak.
Hal ini dilakukan karena mereka menganggap guideline yang ada saat ini gagal melindungi para pemain di lapangan. Banyak di antara mereka tetap melanjutkan pertandingan meski usai mengalami benturan kepala, sebelum akhirnya ditarik keluar.
Namun gagasan ini ditolak oleh IFAB selaku pembuat peraturan, meski mendapat kritikan keras, dalam acara tahunan yang digelar di Doha, Qatar, awal pekan ini.
Pada Desember 2020, IFAB mengundang Premier League untuk ambil bagian dalam percobaan penggantian untuk gegar otak permanen, yang disepekati dua bulan kemudian.
Sementara ini dianggap sebagai sebuah kemajuan dalam usaha sepak bola memerangi sakit neurogenerative, opsi penggantian temporer ketika pemain menjalani pemeriksaan kepala justru tetap tak tersedia.
Dalam surat yang dijukan kepada IFAB, Dawn Astle, putri mantan pemain internasional Inggris, Jeff Astle, yang meninggal dunia pada 2002 dengan ensefalopati traumatis kronis (CTE), menuangkan kecemasan terkait aturan yang berlaku saat ini.
“Sederhananya, aturan saat ini oleh IFAB tidak berjalan dan pemain berada dalam bahaya. Ini benar-benar tidak dapat diterima,” kata Dawn Astle.
“Terlalu sering kita melihat pemain menjalani pemeriksaan untuk cedera otak di lapangan di tengah permainan, dengan kegaduhan dan intensitas stadion, dan melanjutkan permainan sebelum mereka akhirnya ditarik keluar. Ini menunjukkan bahwa aturan sekarang gagal memprioritaskan kemanan pemain.”
Dengan aturan yang sedang diperjuangkan ini, memungkinkan seorang pemain yang mengalami cedera kepala untuk dibawa ke sebuah ruangan selama 10 sampai 15 menit untuk menjalani pemeriksa.
Rekan rekan setimnya mengisi posisi dia di lapangan untuk sementara waktu, selama ia menjalani pemeriksaan oleh tim medis.
Seperti halnya yang terjadi di olahraga lain, pemain tersebut bisa melanjutkan pertandingan jika dinyatakan aman setelah menjalani analisa.