- Timnas Rusia dan seluruh kompetisi sepak bola Rusia ditangguhkan oleh FIFA dan UEFA.
- Rusia berencana gabung ke AFC setelah ditangguhkan FIFA dan UEFA.
- Akan tetapi, ada beberap faktor yang masih perlu dipertimbangkan Rusia sebelum transisi.
SKOR.id - Timnas Rusia dan seluruh kompetisi sepak bola di Rusia telah ditangguhkan oleh FIFA dan UEFA hingga pemberitahuan lebih lanjut.
FIFA dan UEFA sepakat untuk menangguhkan sepak bola Rusia usai invasi yang dilakukan negeri ini ke Ukraina.
Menteri Olahraga Rusia, Oleg Matytsin, telah mengajukan banding ke Arbitrase Olahraga Internasional (CAS) terkati putusan FIFA dan UEFA.
Dengan adanya penangguhan ini, Rusia kemungkinan akan beralih ke sepak bola Asia. Mereka kemungkinan akan menjalin kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Asia (AFC).
Harapannya, Rusia dapat memainkan turnamen resmi dan tergabung dalam kompetisi internasional.
Rencana ini dibuat Rusia setelah mempertimbangkan keputusan Australia yang bergabung dengan AFC pada tahun 2005. Seperti yang diketahui, dulunya Australia merupakan bagian dari Oseania.
Alasan Australia beralih ke AFC untuk mendapatkan lawan yang kuat dan agar langsung menuju Piala Dunia setelah kualifikasi.
Pasalnya, saat di Oseania mereka harus melalui babak play-off melawan tim dari Amerika Selatan.
Apa yang Perlu Dipersiapkan Rusia untuk Transisi
Rusia dipastikan harus mengajukan pengunduran diri dari UEFA dan disetujui oleh AFC. Selain itu, mereka harus mendapatkan persetujuan dari FIFA.
UEFA diyakini tidak akan menghalangi keputusan Rusia untuk mundur dari sepak bola Eropa.
Permasalahannya adalah FIFA belum tentu menyetujui ide Rusia untuk bergabung ke AFC.
Salah satu alasan Rusia untuk beralih ke Asia karena letak geografisnya. Tetapi kembali lagi semua ini bergantung dari keputusan UEFA dan FIFA.
Dalam sejarah, terdapat beberapa konfederasi sepak bola yang melakukan transisi. Salah satunya, Israel pada tahun 1974.
Tetapi karena alasan politik tim-tim Asia menolak untuk bermain melawan Israel. Alhasil, mereka dikeluarkan oleh AFC pada tahun 1980.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Transisi Sukses
UEFA dan FIFA sebenarnya masih mengizinkan Rusia untuk berlaga dengan catatan tertentu.
Mereka diizinkan bermain di bawah bendera netral, dengan nama berbeda, serta tanpa lagu kebangsaan.
Masalahnya, tim-tim Eropa diyakini bakal menolak untuk bermain dengan Rusia. Contohnya, Swiss yang tidak ingin bermain melawan Rusia di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Di lain sisi, negara-negara di Asia diyakini masih bersikap netral dengan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Sejauh ini, hanya Jepang yang menentang Rusia dengan menjatuhkan sanksi hingga penangguhan penerbitan visa.
Rusia diketahui memiliki hubungan erat dengan salah satu negara Asia, yaitu Cina. Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahkan sempat berkunjung ke Beijing sebelum Olimpiade 2022.
Hubungan olahraga antar kedua negara juga cukup baik. Pasalnya, Rusia membantu tim hoki Cina untuk berlatih dan membantu proses naturalisasi pemain hoki Rusia.
Selain itu, pemerintah Rusia juga berupaya untuk bekerja sama dengan negara-negara Asia khususnya di bidang ekonomi.
Kementrian Ekonomi Pembangunan Rusia telah mengonfirmasi hal tersebut.
"Kami akan meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi dengan negara lain, terutama dengan negara-negara Asia," demikian pernyataan di situs resmi mereka.
Selain itu, faktor pariwisata menjadi salah satu pendukung utama dalam transisi ini. Apalagi, negara-negara Asia masih mengizinkan Rusia untuk melakukan penerbangan.
Faktor-Faktor Penghambat Transisi
Dengan transisi ini, Rusia diyakini tidak akan tampil di Piala Dunia 2022. Sementara itu, Rusia juga belum bisa dipastikan untuk tampil Piala Asia 2023, kecuali mereka mendapat undangan atau ada perubahan aturan.
Oleh karena itu, Rusia masih memperhitungkan untuk prospek jangka panjang.
Selain itu, FIFA diyakini akan mendapat tekanan dari banyak pihak agar Rusia tidak bisa menyelenggarakan kompetisi di bawah naungannya.
Meskipun, mereka masih bisa tampil di Piala Asia dan turnamen di Asia lainnya. Badan regional diperbolehkan mengakui tim nasional tanpa persetujuan FIFA.
Salah satunya, Gibraltar yang bisa berkompetisi di turnamen UEFA tetapi baru dikonfirmasi FIFA pada tahun 2016.
Selain itu, kualitas turnamen di Asia menjadi pertimbangan besar Rusia untuk beralih ke AFC.
Misalnya, Liga Champions Asia yang levelnya lebih rendah daripada turnamen-turnamen Eropa.
Opsi Lain untuk Rusia
Rusia bisa saja bergabung dengan AFC tetapi setiap pertandingannya tidak terhitung. Hal ini hanya digunakan sebagai ajang latihan untuk mereka.
Atau, timnas Rusia dapat bermain dengan tim-tim Asia saat jeda internasional. Opsi lainnya bisa dimanfaatkan Rusia dengan bergabung Copa America 2024.
Hal ini dikarenakan dalam 12 tim yang tergabung biasanya terdapat dua slot dari tim yang diundang secara khusus.
Pada tahun 2020, Qatar dan Australia mendapat undangan meskipun berbeda konfederasi.
Di lain sisi, Rusia hingga saat ini masih berharap bahwa penangguhan mereka segera dicabut oleh FIFA dan UEFA.
Berita Sepak Bola Internasional lainnya:
FIFA Kutuk Perkelahian Massal di Laga Queretaro vs Atlas di Liga Meksiko
Meski Rusia Dicoret, Vladimir Putin Tak Pernah Tebar Ancaman dalam Perhelatan Piala Dunia 2022