5 Pesepak Bola yang Kariernya Hancur karena Masalah di Luar Lapangan

Vivaldi Yudha

Editor:

  • Ada sejumlah faktor yang dapat menghancurkan karier seorang pesepak bola.
  • Salah satunya adalah permasalahan di luar lapangan seperti kecanduan alkohol dan narkoba.
  • Kejadian tersebut dialami oleh eks pemain Inter Milan dan timnas Brasil, Adriano.

SKOR.id - Setidaknya ada lima pesepak bola yang kariernya berantakan akibat masalah di luar lapangan.

Karier seorang pesepak bola bisa terhenti karena beberapa faktor seperti usia hingga cedera parah.

Seperti contoh Arjen Robben yang memutuskan gantung sepatu pada Juli lalu pada usia 37 tahun.

Atau Ryan Mason, eks pemain Tottenham Hotspur yang harus mengakhiri kariernya pada usia 25 tahun setelah mengalami cedera kepala yang serius.

Akan tetapi, ada beberapa faktor lain di luar lapangan yang dapat menghentikan karier seorang pesepak bola seperti contoh kecanduan alkohol dan narkoba.

Kejadian tersebut dialami oleh pemain yang sempat bersinar bersama Inter Milan dan timnas Brasil, Adriano.

Skor.id pun mencoba merangkum lima pesepak bola yang kariernya hancur akibat masalah di luar lapangan dilansir dari laman Sportskeeda:

5. Ravel Morrison

Ravel Morrison adalah salah satu pemain jebolan akademi Manchester United pada era 2010-an lalu.

Ravel Morrison sempat digadang-gadang sebagai pemain yang akan bersinar di Manchester United dan mendapatkan julukan The Next Wayne Rooney.

Akan tetapi, kariernya mandek tidak lama kemudian, salah satu penyebabnya adalah tersandung kasus hukum dan ia pun pindah ke West Ham United.

Sejak saat itu Morrison kesulitan mencapai performa terbaiknya dan pindah-pindah klub sebanyak 11 kali sampai usia 28 tahun.

Kini, pemain yang sempat bermain untuk timnas Jamaika itu menjadi anak asuh Wayne Rooney di Derby County.

4. Adriano

Jauh sebelum meledaknya Neymar, sepak bola Brasil pernah melahirkan talenta luar biasa bernama Adriano.

Adriano yang gemilang bersama Flamengo membuat Inter Milan kepincut dan merekrutnya saat sang pemain berusia 19 tahun.

Adriano tidak membutuhkan waktu lama untuk menembus tim utama Inter dan berhasil menyabet empat gelar Liga Italia.

Pada saat menginjak usia 22 tahun, ayah Adriano meninggal dunia akibat serangan jantung dan sejak saat itu dia mulai ketagihan alkohol.

Inter Milan yang kehilangan kesabaran akhirnya memutuskan melepas Adriano pada tahun 2009.

Sejak saat itu, ia masih terpengaruh dengan narkoba, alkohol, serta cedera yang membuatnya hanya tampil kurang dari 50 kali sampai memutuskan pensiun tahun 2016.

3. Mario Balotelli

Mario Balotelli mulai bersinar saat memperkuat Italia di Euro 2012 dan disebut-sebut bakal menjadi pemain yang sukses.

Namun, masalah kedisiplinan seakan selalu mengikutinya ke mana pun ia pergi, termasuk saat memperkuat Manchester City di mana ia sempat bermasalah dengan rekan setim hingga pelatihnya, Roberto Mancini.

Selain berbagai kontroversinya, Mario Balotelli juga mengalami penurunan performa beberapa tahun kemudian.

Mario Balotelli yang pernah menjadi bintang lapangan kemudian sempat membela klub Serie B, Monza dan sekarang berkarier di Turki bersama Adana Demirspor.

2. El Hadji Diouf

El Hadji Diouf merupakan pemain yang bersinar bersama klub Liga Prancis, Lens yang membuatnya direkrut Liverpool pada tahun 2002.

Dengan usianya yang kala itu masih 21 tahun, El Hadji Diouf diprediksi bakal menjadi wonderkid milik The Reds.

Nyatanya, Diouf justru termasuk dalam daftar striker terburuk Liverpool sepanjang masa meskipun penampilannya di timnas Senegal cukup brilian.

Kejadian kontroversial yang dilakukannya adalah meludahi fans Middlesbrough berusia 11 tahun dan merebut bola dari rekan setimnya, Neil Mellor yang hendak mengambil tendangan penalti.

El Hadji Diouf menutup kariernya sebagai pesepak bola bersama klub Liga Malaysia, Sabah FC pada tahun 2016 silam.

1. Adrian Mutu

Keputusan Chelsea untuk memboyong Adrian Mutu dengan biaya selangit pada tahun 2003 disebut sangat masuk akal melihat performa sang pemain.

Ya, Adrian Mutu berhasil menyarangkan 22 gol dari 36 pertandingan bersama klub sebelumnya, Parma.

Awal perjalanannya di Chelsea pun cukup mulus, mencetak gol pada laga debut dan beberapa kali mencetak brace.

Akan tetapi, penampilan pemain asal Rumania itu menurun drastis ketika kasus perceraiannya diketahui publik.

Adrian Mutu kemudian bermasalah dengan Jose Mourinho yang mengambil keputusan untuk tidak memainkannya akibat permasalahan di luar lapangan dan akhirnya ia dipecat Chelsea pada 2004 akibat gagal dalam tes narkoba.

Setelah meninggalkan Stamford Bridge ia sempat memperkuat Juventus dan Fiorentina, namun kariernya terus menurun dan akhirnya pensiun di klub Rumania, ASA Tirgu Mures pada 2016.

Berita Sepak Bola Internasional Lainnya:

3 Besar Ballon d'Or Bocor, Tak Ada Nama Jorginho atau Cristiano Ronaldo

5 Kekalahan Paling Memalukan Bayern Munchen

Source: TransfermarktSportskeeda

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Lando Norris, Lewis Hamilton, Max Verstappen, Charles Leclerc

Formula 1

Daftar 10 Pembalap F1 dengan Bayaran Tertinggi pada 2024

Beberapa pembalap Formula 1 menerima bonus yang lebih besar dibandingkan gaji pokok mereka sepanjang musim ini.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 17:28

Kepa Arrizabalaga, kiper Bournemouth. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Meredam Arsenal, Tottenham, dan Man United, Kepa Arrizabalaga Bangkit di Bournemouth

Kepa Arrizabalaga menjadi kunci sukses Bournemouth meraih hasil bagus di musim 2024-2025 ini.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 16:24

saddil

National

Saddil Ramdani Tak Ada di DSP, Sabah FC ke Semifinal Piala Malaysia 2024-2025

Sabah FC hanya bermain imbang dengan Kuching City FC pada leg kedua semifinal Piala Malaysia 2024-2025.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 16:07

Antonio Conte (tengah) merupakan pelatih tercepat dalam meraih kemenangan ke-150 di Liga Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Antonio Conte Pelatih Tercepat yang Meraih 150 Kemenangan di Liga Italia

Antonio Conte meraih kemenangan ke-150 sebagai pelatih di Liga Italia ketika membawa Napoli menang atas Genoa, pekan lalu.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 14:16

NBA Christmas games

Basketball

NBA Christmas Games 2024 Sajikan Duel Klasik Golden State Warrios Vs LA Lakers

NBA Christmas Games 2024 menggelar lima pertandingan, salah satunya adalah Golden State Warrios melawan LA Lakers.

Arin Nabila | 23 Dec, 13:57

Inter Milan vs Como 1907. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Prediksi dan Link Live Streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025 yang akan digelar pada Selasa (24/12/2024) pukul 02.45 WIB.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 12:18

Liga TopSkor

Ikut TC Timnas U-20 Indonesia, Evandra Dapat Pesan dari Nova Arianto

Terdapat 13 Alumni Liga TopSkor yang mengikuti TC timnas U-20 Indonesia.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 11:31

Rapor pemain Indonesia yang berkiprah di luar negeri, lebih tepatnya di kompetisi negara Asia. (Hendy AS/Skor.id)

National

Rapor Pemain Indonesia di Asia: Jordi Amat Absen, Brisbane Roar Kalah Tanpa Rafael Struick

Jordi Amat tidak masuk DSP ketika Johor Darul Takzim pesta gol ke gawang Kuala Lumpur City.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 10:08

persija vs pss

Liga 1

Parade Foto: Hat-trick Gustavo Almeida Bawa Persija Taklukkan PSS Sleman di JIS

Deretan momen dalam kemenangan Persija Jakarta atas PSS Sleman di pekan ke-16 Liga 1 2024-2025, Sabtu (21/12/2024).

Teguh Kurniawan | 23 Dec, 09:50

Petinju Tyson Fury

Other Sports

Petinju Tyson Fury Isyaratkan Pensiun Usai Takluk dari Oleksandr Usyk

Setelah dua kali kalah dari Oleksandr Usyk, satu-satunya pertarungan yang tersisa untuk Tyson Fury adalah melawan Anthony Joshua.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 08:38

Load More Articles