- Wellington Phoenix, klub yang pernah memberi kesempatan trial Bambang Pamungkas, berurusan dengan pengadilan di Australia.
- Pada 2010, Wellington Phoenix memberikan Bambang Pamungkas kesempatan menjalani trial.
- Meski Wellington Phoenix berasal dari Selandia Baru, klub ini berkompetisi pada Liga Australia atau A-League.
SKOR.id – Wellington Phoenix, klub Selandia Baru yang pernah menjajal kemampuan Bambang Pamungkas, mengirim dokumen tuntutan ke pengadilan Australia.
Ya, Wellington Phoenix menuntut Federasi Sepak Bola Australia (FFA) ke Mahkamah Konstitusi Negara Bagian New South Wales (NSW).
Namun, persoalan tuntutan ini kemungkinan akan diselesaikan secara tertutup di pengadilan.
Federasi Sepak Bola Australia (FFA) dituntut salah satu klub kontestan A-League atau Liga Australia Wellington Phoenix terkait sengketa kontrak.
Persidangan akan dimulai pada pekan depan tepatnya, Selasa (13/10/2020). Di Mahkama Konstitusi Negara Bagian NSW dihadiri pihak Wellington Phoenix dan FFA.
Bersamaan dengan dokumen tuntutan, manajemen Wellington Phoenix juga memberikan uraian tentang klaim yang mereka tuntut dari Federasi Sepak Bola Australia (FFA).
Terkait itu, Wellington Phoenix masih enggan untuk merilis isi klaimnya sampai Federasi Sepak Bola Australia (FFA) secara resmi memberikan tanggapan.
Informasi yang diberikan kepada Australian Associated Press dari satu narasumber, bahwa masalah ini akan diselesaikan secara negoisasi di luar dari pengadilan.
Gara-gara Klub Liga Portugal, Artis Wanita asal Malaysia Menangis https://t.co/XK4M4LkLCS— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 9, 2020
Dari manajemen Wellington Phoenix maupun FFA menolak untuk memberitakan peselisihan mereka dan juga inti konflik itu.
Tahun lalu, media Australia, Sydney Morning Herald memberitakan bahwa FFA mengirimkan Wellington Phoenix tagihan senilai hampir sejuta dolar Australia.
Karena, Wellington Phoenix dinilai tidak memenuhi persyaratan yang sebelumnya telah ditentukan dalam sebuah lisensi perjanjian.
Masa Wellington Phoenix dalam kompetisi diperpanjang empat tahun pada 2016, dengan syarat adanya peningkatan kehadiran dan peningkatan rating televisi.
Dalam dua musim terakhir, Wellington Phoenix menunjukan performa yang membaik, dengan berhasil masuk putaran final Liga Australia dalam dua musim tersebut.
Dengan pencapaian tersebut, membuat nama pelatih muda Australia, Mark Rudan dan Ufuk Talay mencuat
Namun, pencapaian Wellington Phoenix itu masih kuang memenuhi syarat seperti dalam lisensi perjanjian mereka.
Sebab, ada ketidakpastian dalam bergulirnya kembali A-League, karena belum juga ada jadwal untuk musim depan, 2020-2021.
Organisasi pesepak bola dan operator liga masih berselisih tentang pembayaran pemain meskipun pihak klub menutup untuk adanya kesepakatan tawar-menawar kolektif yang baru.
Bersamaan dengan itu, Fox Sport juga memasuki musim terakhirnya untuk hak siar A-League setelah melakukan negosiasi ulang awal tahun ini.
Pemilik sekaligus Chairman Wellington Phoenix Rob Morrison tetap berkomitmen untuk berkompetisi dalam A-League atau Liga Australia.
Bos besar klub Liga Australia asal Selandia Baru itu juga mendapat dukungan dari ketua klub lain untuk tetap mengikuti kompetisi A-League.
Pada Liga Australia 2019-2020, klub yang pernah memberi kesempatan Bambang Pamungkas trial ini berada di posisi ketiga klasemen akhir.
(Rafidah Maulida)
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Sepak Bola Australia lainnya:
Domenic Costanzo, Penyerang Masa Depan Australia yang Dibesarkan Gelandang Bertahan
Klub Australia yang Pernah Dibela Striker Timnas Indonesia Kehilangan Dua Talenta Muda