- Chelsea berhasil mendaratkan Kai Havertz setelah membayar 80 juta euro kepada Bayer Leverkusen.
- Dalam dua dekade terakhir, ada kutukan yang menyertai rekrutan termahal The Blues.
- Kai Havertz harus bekerja keras agar tidak terjebak seperti empat pendahulunya.
SKOR.id - Setelah melewati negosiasi panjang, Chelsea akhirnya mendapatkan Kai Havertz. Gelandang serang muda tersebut dibayangi kutukan yang berhubungan dengan prestasi.
Havertz didatangkan setelah The Blues membayar mahar senilai 80 juta euro (sekitar Rp1,4 triliun) kepada Bayer Leverkusen. Ia pun dinobatkan menjadi pembelian termahal musim panas ini.
Di balik predikat itu, Kai Havertz memikul beban berat. Pesepak bola 21 tahun tersebut mesti menunjukkan kualitas yang setara dengan harganya.
Satu hal lagi yang tak kalah penting, ia harus membuktikan bahwa pemain mahal Chelsea tidak selalu berakhir dengan kehancuran prestasi.
Mimpi buruk tersebut dialami oleh empat pendahulunya, yakni Andriy Shevchenko, Fernando Torres, Alvaro Morata dan yang terbaru adalah Kepa Arrizabalaga.
Andriy Shevchenko
Andriy Shevchenko menjadi mesin gol utama AC Milan selama 1999-2006 dan namanya harum di kalangan tifosi hingga sekarang.
Produktivitas tinggi ditambah dengan reputasi sebagai peraih Ballon d’Or membuat Chelsea tergoda merekrut Sheva pada musim panas 2006.
Bos The Blues, Roman Abrahamovich, tak keberatan menggelontorkan 43,88 juta euro yang penting bisa memboyong Sheva.
Namun, investasi itu berakhir buntung karena sang bomber kesulitan beradaptasi dengan kultur Liga Inggris.
Shevchenko hanya memberi 22 gol dan 11 assist dari 77 penampilan di tiga musim. Yang paling menyedihkan ketika melihat kinerjanya musim 2006-2007, di mana ia hanya diturunkan pada 15 laga, memberikan 5 gol dan 1 assist.
Jelas sekali data tersebut mengecewakan petinggi Chelsea karena Shevchenko bisa mencetak gol lebih banyak dalam satu musim dengan I Rossoneri.
Ia pun dipinjamkan kembali ke AC Milan di musim 2008-2009, sebelum akhirnya dilepas permanen ke Dinamo Kiev.
Fernando Torres
Kisah yang sama terulang lagi dengan Fernando Torres. Penyerang asal Spanyol itu tampak menggoda ketika masih membela Liverpool.
Torres direkrut pada bursa transfer musim dingin 2011 di harga 58,5 juta euro. Lagi-lagi Abrahamovich terpaksa gigit jari.
Pemain kelahiran 1984 itu memainkan 172 laga Chelsea dengan 45 gol saja. Rata-rata 0,26 gol adalah yang rasio terendah dalam kariernya.
Alvaro Morata
Alvaro Morata mencuri atensi ketika masih berada dalam gemblengan Real Madrid. Kala itu, ia bahkan digadang-gadang bakal jadi salah satu penyerang terbaik.
Tergiur dengan tawaran 66 juta euro, Los Blancos setuju mengirim asetnya ke London pada musim panas 2017. Kontrak selama lima tahun diberikan.
Pada awalnya, proses transisi berjalan baik terbukti dari gol yang dihasilkan. Musim pertama merumput di Premier League, ia membukukan 11 gol dari 31 penampilan.
Keran golnya macet memasuki tahun kedua, di mana Morata hanya lima kali membobol gawang lawan di ajang tersebut dari 16 pertandingan.
Setengah musim dihabisakannya di Chelsea, lalu sisanya di Real Madrid. The Blues akhirnya menjual Alvaro Morata ke Atletico Madrid.
Kepa Arrizabalaga
Kepa diboyong Chelsea untuk menggantikan Thibaut Courtois yang pindah ke Real Madrid. Kiper 25 tahun itu tampak prospektif di bawah mistar Athletic Bilbao.
Tak heran kalau The Blues mau merogoh kocek dalam-dalam demi membayar klausul pelepasan 80 juta euro.
Di bawah asuhan Maurizio Sarri, ia menjadi sosok penting. Kinerja pemuda Basque itu di tahun debut tidak mengecewakan, di mana gawangnya kebobolan 39 kali dan mencatat 14 clean sheet dalam 36 laga Liga Inggris.
Di Liga Europa, pencapaiannya lebih mengesankan dengan koleksi 13 penampilan, 8 kebobolan dan 7 clean sheet. Jasanya sangat besar dalam direbutnya gelar juara turnamen itu.
Inkonsistensi penampilan mulai menyapa di tahun kedua saat Chelsea dibesut Frank Lampard. Setelah dielu-elukan suporter, kini Kepa seolah jadi musuh mereka.
Petinggi klub juga mulai pasang mata sembari menyeleksi kiper potensial untuk menggantikan tugas Kepa Arrizabalaga musim depan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Kai Havertz Lainnya:
Kisah Rintangan Terberat Kai Havertz: Kaki Panjang dan Ujian Sekolah