- Perubahan pola makan radikal merupakan rahasia lonjakan karier striker Bayern Munchen, Robert Lewandowski.
- Bek SPAL, Thiago Cionek, mengungkapkan kalau penyerang internasional Polandia itu selalu mengonsumsi tuna di hari pertandingan.
- Robert Lewandowski juga menghindari makanan yang mengandung gluten dan laktosa.
SKOR.id – Robert Lewandowski masih produktif di usia yang tidak muda lagi untuk ukuran pesepak bola.
Striker Bayern Munchen itu masih mampu bersaing untuk meraih Sepatu Emas Eropa, di usia 31 tahun.
Ia mengemas 27 gol di Liga Jerman musim ini dan berbagi puncak podium dengan penyerang Lazio bersama Ciro Immobile. Mereka mengungguli dua bomber hebat Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Berita Robert Lewandowski lainnya: Roy Makaay: Ingat, Bayern Munchen Dapat Robert Lewandowski Gratis!
Rahasia ketajaman Robert Lewandowski bukan hanya terletak pada hasil latihan tapi juga asupan makanan bergizi. Perubahan pola makan menjadi penentu lonjakan kariernya.
Bek SPAL, Thiago Cionek, membongkar rahasia diet mantan rekannya di tim nasional Polandia tersebut.
“Di hari pertandingan, ia makan banyak protein. Selalu ada menu tuna saat sarapan. Sebaliknya ia menghindari makanan mengandung gluten dan laktosa,” ujarnya kepada ESPN.
“Malam sebelum pertandingan, ia selalu mengonsumsi sepiring puding beras untuk menambah karbohidrat dan glukosa untuk bermain keesokan hari. Lalu, untuk pemulihan, ia makan sayur dan alpukat.”
Menu tersebut disusun oleh istri Lewandowski, Anna. Mantan atlet karate itu banting setir jadi ahli gizi yang kini cukup terkenal di negaranya.
Wanita itu menyiapkan makanan dari bahan yang segar dan berkualitas. Pasangan tersebut juga menghindari makanan berbahan tepung terigu dan laktosa.
Berita Robert Lewandowski lainnya: Robert Lewandowski Sukses Cetak 40 Gol dalam 5 Musim Beruntun
“Ia adalah pemain yang selalu mau memperbaiki kondisi jadi menjalankan diet khusus yang ditentukan oleh istrinya, seorang nutrisionis sangat ternama di Polandia,” Cionek menambahkan.
“Robert mengatakan kepada saya bahwa titik balik dalam kariernya, ketika ia mencapai performa top dengan klub dan timnas, ketika ia mengubah apa yang dimakan secara radikal.”