- Villarreal menepis tudingan pengaturan skor yang diarahkan kepada mereka.
- Klub berjuluk Kapal Selam Kuning itu ditenggarai melakukan pengaturan skor pada laga pamungkas mereka di Liga Spanyol musim lalu.
- Kala itu, 18 Mei 2019, Villarreal tertahan imbang oleh Getafe dengan skor akhir 2-2.
SKOR.id - Klub Liga Spanyol, Villarreal, membantah tudingan pengaturan skor dalam pertandingan terakhir mereka musim lalu.
Pecinta sepak bola Spanyol dihebohkan dengan munculnya tudingan pengaturan skor yang menimpa dua klub Liga Spanyol.
Mereka adalah Getafe dan Villarreal, yang kala itu bertemu di pekan terakhir Liga Spanyol 2018-2019.
Berita Liga Spanyol Lainnya: Klub-klub Liga Spanyol Cuci Gudang akibat Pandemi, Gareth Bale Bisa Digaet Cuma-cuma
Dalam duel tersebut, Getafe, yang bertindak sebagai tuan rumah, berhasil menahan imbang Villarreal 2-2 pada Sabtu (18/5/2020).
Namun, baru-baru ini, pihak kepolisian Spanyol mengumumkan proses investigasi terhadap hasil pertandingan itu.
Kedua tim diduga melakukan tindakan pengaturan skor untuk memuluskan langkah Getafe tampil di Liga Champions.
Sayangnya, tim pesaing Getafe untuk tampil di Liga Champions, Valencia, memenangkan laga menghadapi Real Valladolid pada hari yang sama.
Hal itu membuat Getafe harus puas tampil di Liga Europa musim ini.
"Villarreal menolak tudingan yang diarahkan kepada tim," ujar pernyataan resmi klub.
"Kami menyangkal adanya keterlibatan dalam kasus pengaturan skor saat menghadapi Getafe dalam pekan terakhir musim lalu."
Sebelumnya kepolisian Spanyol telah menangkap 11 orang yang diduga melakukan pengaturan skor di Liga Spanyol.
Kesebelas orang tersebut mengatur skor beberapa pertandingan guna menguntungkan bandar judi.
Liga Spanyol juga telah membuka pintu sebesar-besarnya untuk kepolisian agar mengusut kasus tersebut melalui Operasi Oikos.
Berita Liga Spanyol Lainnya: Sejarah Liga Spanyol Pekan Ini : Sukses Bersejarah Levante, Sevilla, Hingga Barcelona
Pengaturan skor bukanlah hal yang baru di Liga Spanyol, sebab total tujuh orang dijebloskan ke penjara atas kasus yang sama pada 2013 dan 2014.
Tujuh orang tersebut adalah lima mantan direktur Osasuna dan dua mantan pemain Real Betis.