- Tragedi Hillsborough merupakan catatan kelam Liverpool yang terjadi pada 15 April 1989.
- Kala itu, 96 suporter tim berjulukan The Reds tersebut meregang nyawa akibat tragedi sepakbola terparah di Liga Inggris.
- Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, dan kapten Jordan Henderson akan menyampaikan pesan personal terkait insiden berdarah itu.
SKOR.id - Liverpool kenang 31 tahun tragedi Hillsborough yang renggut 96 korban jiwa. Peristiwa itu menjadi sejarah kelam yang mewarnai perjalanan klub asal Inggris itu.
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, dan kapten Jordan Henderson akan menyampaikan pesan personal di situs resmi klub.
Sementara seluruh staf dan para pemain, yang kini menjalani isolasi mandiri, akan melewati momen sunyi pada pukul 15.06.
Spanduk khusus akan dibentangkan di Anfield, karangan bunga diletakkan di tugu peringatan, serta bendera setengah tiang dikibarkan di seantero kota.
Baca Juga: Klub Ini Siapkan Nomor Punggung 10 untuk Sergio Aguero
Baca Juga: Usain Bolt Definisikan Social Distancing dengan Cara Unik
"Kami akan selalu mengingat semua orang yang terimbas dari tragedi di Hillsborough. Dan 96 fans yang tak akan pernah terlupakan," tulis Liverpool di laman resminya.
Hillsborough bisa dibilang sebagai tragedi sepakbola paling parah di Negeri Ratu Elizabeth.
Insiden itu pecah pada babak semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool dan Nottingham Forest pada 15 April 1989.
Saat itu, para suporter yang sudah berbondong-bondong datang ke Hillsborough Stadium untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
Sayangnya, jumlah mereka terlalu banyak untuk menjejali stadion yang kini berkapasitas 39 ribu orang tersebut.
Hasilnya, banyak suporter yang berdesak-desakan di tribune penonton.
Baca Juga: Pelatih asal Thailand Ungkap 10 Alasan Mengapa Kompetisi Futsal Indonesia Melebihi Ekspektasi
Hal tersebut membuat beberapa suporter yang terlanjur berada di dalam terjebak bersama suporter lainnya dan tak bisa ke mana-mana.
Saat laga baru berjalan beberapa menit, wasit sudah harus menghentikan pertandingan pada pukul 15.06, akibat penonton memasuki lapangan.
Akan tetapi hal tersebut bukanlah sebuah invasi biasa namun sebuah upaya menyelamatkan diri dari kondisi yang akhirnya merenggut 96 nyawa suporter.