- Thailand menerapkan pembatasan pergerakan keluar masuh negeranya dan Yanto Basna bersama pemain Singapura tak bisa mudik.
- Saat ini, Liga Thailand ditangguhkan dan pemain asing asal Singapura plus Yanto Basna tetap berada di negara itu.
- Pandemi Covid-19 memaksa Liga Thailand musim 2020 ditangguhkan saat baru jalan beberapa pekan.
SKOR.id - Seperti Yanto Basna, pesepak bola asal Singapura di Thailand juga terkunci di negara rantau dan berlomba menemukan cara untuk tetap sibuk saat libur tak dikehendaki ini.
Bulan-bulan terakhir telah terbukti sebagai masa yang sulit dan suram bagi banyak orang di seluruh dunia.
Namun, rekan satu tim Yanto Basna untuk klub Liga Thailand, Prachuap FC, Baihakki Khaizan telah menemukan hal berguna untuk mengisi waktu dalam fase ketidakpastian ini.
Pemain Singapura berusia 36 tahun itu adalah satu dari lima pemain Singapura yang bermain di Thailand.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Film Netflix dari Yanto Basna untuk Temani #DiRumahAja
Mereka sedang dikurung di rumah tempat tinggal di negara itu sejak bulan lalu karena krisis Covid-19.
Baca Juga: Liga Vietnam Bakal Lakukan Reformasi Saat Timnasnya Kuasai Asia Tenggara
Seperti banyak rekan mereka di tempat lain, mereka jadi 'korban' penangguhan kompetisi sepak bola akibat wabah ini.
Pemerintah Thailand memberlakukan langkah-langkah ketat untuk mengekang penyebaran virus corona, mereka kebanyakan terkurung di rumah.
Baihakki pun menghabiskan waktunya untuk berhubungan dengan orang-orang terkasih, melakukan pelatihan berbasis rumah, dan meningkatkan kemampuan diri.
"Saya memiliki begitu banyak waktu sekarang. Ada kuliah online yang ditawarkan, saya dengan senang hati mengambilnya," kata bek veteran itu kepada The New Paper, sambil tertawa kecil.
"Saya sudah mengambil masakan dari YouTube, sesudah itu menyiapkan berbagai hidangan, seperti linguine vongole, dada ayam panggang, steak salmon, dan daging sapi panggang."
Baca Juga: 3 Pemain Naturalisasi Penghancur Asa Juara Timnas Indonesia di Piala AFF 2004
Selain itu, dia juga meningkatkan kemahiran berbahasa Arab, juga melalui YouTube.
"Saya mengandalkan teknologi untuk menyelesaikan banyak hal, cara-cara untuk memperbaiki diri, tetap terhubung dengan keluarga dengan teman-teman saya termasuk latihan mandiri," kata eks-bek Persija dan Persib.
Soal latihan, dia juga dilakukan dengan bantuan teknologi. Prachuap FC telah mengeluarkan program pelatihan individual dengan dilengkapi sesi tim online harian, yang dilakukan melalui Line, sebuah aplikasi dengan fitur konferensi video.
"Setiap hari, pada jam 4 sore, kami semua terhubung di Line untuk pelatihan tim. Kami bekerja untuk kardio dan pengkondisian," kata Baihakki.
"Kami telah diberi peralatan, seperti bola dan karet gelang. Saya punya taman, jadi punya ruang untuk melakukan lari ulang-alik dan lari cepat (sprint)."
Baca Juga: Gendut Doni: Saya dan Bambang Pamungkas Sering Main Tarkam
Menurut Baihakki, para pemain timnya memiliki perjanjian dengan klub bahwa mereka akan memenuhi target berat badan dan persentase lemak tubuh, jika gagal mereka akan didenda.
"Ini adalah hal yang baik karena kami pemain, tidak ingin memanfaatkan periode ini dengan hal tak berguna, tetap di rumah dan tidak melakukan apa-apa," katanya.
"Dengan cara ini, kami menantang diri sendiri sambil menjaga badan tetap bugar."
Berkat aplikasi FaceTime, dia merasa bahwa dia ada di rumahnya Singapura sepanjang waktu.
"Saya berterima kasih atas dukungan keluarga. Saya merindukan mereka," kata ayah tiga anak ini.
"Aplikasi FaceTime di laptop saya terbuka sepanjang waktu, sehingga bisa mendengar anak-anak saya berlarian, menjerit. Rasanya seperti mereka di rumah bersama saya."
Baca Juga: Pemain Lokal Tersubur Liga Indonesia Mengenang Lelaki asal Belanda
Pemain Singapura di Thailand yang lain, Irfan Fandi juga harus terkurung di rumah dan mengaku benar-benar membosankan.
Namun, dia sukses mengubah siklus tidurnya telah membantu mengatasi monoton kehidupan akibat pembatasan keluar rumah ini.
"Ini sangat sulit bagi saya, menjadi sangat membosankan. Untungnya, saya memiliki PlayStation 4," kata Irfan, bek berusia 22 tahun itu.
"Untuk menghabiskan waktu, saya mulai tidur cepat dan bangun lebih lama. Tetapi itu berarti saya makan di lain waktu, yang tidak ideal."
Selain pelatihan berbasis di rumah, putra legenda Singapura, Fandi Ahmad ini juga menghabiskan waktu bermain game dan menonton tayangan Netflix.
Baca Juga: Rizky Pora Punya Catatan Khusus Buat Manajemen Barito Terkait Potong Gaji
"Saya meninggalkan rumah hanya untuk membeli barang-barang penting dari pasar," kata Irfan.
"Sebab, saya tidak punya persediaan barang untuk jangka waktu yang lama. Jadi, dengan begitu, saya punya alasan untuk meninggalkan rumah."
"Kalau tidak, akan tidak sehat untuk terus dikurung di dalam rumah," ucapnya.
Keadaan ini beda dengan pesepak bola Negeri Singa lain di Thailand, Afiq Yunos.
Pemain bertahan FC Trat itu berada di Negeri Gajah Putih didampingi oleh istri dan anak perempuannya yang berusia tiga tahun untuk tugas luar negerinya yang pertama.
Baca Juga: PES 2020 vs FIFA 20, Mana yang Terbaik?
Jadi, keadaan itu juga menjadi lebih mudah karena ada keluarga bersamanya.
Selain itu, Afiq juga satu tim dengan kiper timnas Singapura, Izwan Mahbud, setelah dua musim sebelumnya gabung dengan klub kasta kedua Liga Thailand atau Thai League 2, Nongbua Pitchaya.
"Kami memulai musim dengan baik, tetapi sekarang sedikit mengkhawatirkan. Karena saya tidak yakin dengan apa yang ada di depan saya," ujar Afiq.
"Saya sudah melakukan latihan intensitas tinggi untuk menjaga kebugaran, tetapi itu bisa melelahkan dan biasa-biasa saja karena kita tidak memainkan pertandingan apa pun."
" Sama seperti banyak orang, saya berharap liga bisa direstorasi setelah wabah ini selesai," tuturnya.
Baca Juga: 9 Lelaki Brasil yang Main dan Melatih Klub Indonesia, Dua Tangani Timnas