- Wabah virus Corona kini menghentikan semua liga top Eropa.
- Kini lima liga top Eropa yang harusnya masih bergulir dihentikan sementara.
- Keputusan federasi sepak bola negara-negara Eropa untuk melanjutkan liga pun masih belum jelas kelanjutannya.
SKOR.id - Sudah 21 hari sejak Liga Italia dihentikan sementara, liga top Eropa pertama yang terkena dampak wabah virus Corona.
Setelahnya, Liga Spanyol, Liga Inggris, Liga Prancis, dan Liga Jerman mengikuti kebijakan penghentian sementara ini.
Usai ditetapkan sebagai pandemi, Federasi Sepak Bola Eropa, UEFA, bersama federasi negara-negara merapatkan keberlanjutan liga domestik musim ini pada 17 Maret 2020.
Keputusan dari yang diambil adalah liga tetap akan dilanjutkan. Namun, hingga saat ini masih belum ada titik terang kapan liga-liga tersebut dimulai.
Kebijakan-kebijakan liga domestik Eropa masih belum menujukkan bahwa federasi-federasi terkait siap untuk menghadapi krisis di tengah wabah ini.
Baca Juga: 5 Pemain Mahal yang Harga Pasarnya Anjlok Musim Ini
Liga domestik siap (dipaksa) dimulai
Laporan New York Times menyebut bahwa kini liga-liga Eropa, termasuk Liga Inggris, bersiap untuk memulai kembali musim 2019-2020.
Perwakilan UEFA, Lars-Christer Olsson, menilai bahwa kini liga-liga domestik ini sedang elakukan kajian terhadap keadaan negaranya masing-masing apakah liga siap dilakukan dengan pertandingan tertutup.
Jika bisa, liga-liga domestik akan kembali mengudara melalui layar kaca dan pendapatan hak siar juga kembali masuk ke klub.
Akan tetapi, kajian ini disebut Olsson perlu persetujuan pemerintah sebagai otoritas tertinggi negara-negara.
"Kita perlu saling membantu dan memberikan hiburan kepada orang-orang yang terjebak di rumah," kata Olsson.
"Tapi ini harus bergantung pada pemerintah."
UEFA menyebut bahwa liga domestik siap digulirkan kembali pada bulan Mei, dan berakhir pada Juni atau Juli.
Dalam rapat terbatas terakhir Liga Inggris dan Federasi Sepak Bola Inggris (FA), keputusan yang diambil adalah melanjutkan musim 2019-2020 meski 'tanpa batas waktu yang ditentukan.'
Akan tetapi, Sekretaris Jendral FIFPro, Jonas Baer-Hoffmann, menilai bahwa ide ini hanya boleh dilakukan jika usaha pemerintah mengatasi pandemi ini sudah dirasa maksimal.
FIFPro sebagai induk asosiasi pesepak bola profesional tak ingin kapitalisme industri sepak bola berada di atas keselamatan para pemain dan staf yang berada di sekitar pertandingan.
Baca Juga: 5 Pemain Liga Inggris yang Makin Mahal pada Musim Depan
Federasi menghitung uang, klub menanti gelar
UEFA telah memutuskan untuk menunda Euro 2020 menjadi gelaran pada tahun 2021, di samping penundaan sementara liga-liga domestik musim ini.
Kabarnya, kerugian yang dialami mencapai 300 juta dolar Amerika atau lebih dari Rp4,8 triliun.
Sekaligus, kerugian ini dikabarkan akan mengurangi jatah distribusi bantuan UEFA ke 55 federasi sepak bola negara-negara Eropa.
UEFA juga dikabarkan memikirkan kemungkinan dibatalkannya Liga Champions dan Liga Europa pada 2021 karena keterbatasan dana.
BElum lagi, hitungan kerugian klub-klub Eropa yang kini sudah mulai mencuat, dari klub-klub Liga Jerman atau Barcelona yang berimbas kepada hak gaji para pemain.
Namun di sisi lain, beberapa klub justru menanti gelar juara yang sudah ditunggu lama.
Liverpool sudah hampir pasti mengangkat piala Liga Inggris setelah absen 30 tahun lamanya.
Begitupun di Liga Italia, dengan Lazio yang masih punya kesempatan besar meraih scudetto pada musim 2019-2020.
Dilema lanjut atau tidaknya liga-liga ini serta krisis finansial yang terus dihitung memperlihatkan bahwa Liga Top Eropa kini telah kalah telak dari wabah virus Corona.
Baca Juga: 6 Pertarungan Juara Liga Domestik Eropa yang Tertunda karena Virus Corona