- Liga Inggris ditangguhkan hingga awal April, tapi juga berpeluang dihentikan sebelum usai.
- Jika Liga Inggris musim ini dihentikan, Premier League sebagai penyelenggara bisa merugi hingga Rp13,4 triliun.
- Kerugian terbesar datang dari pos pemasukan hak siar.
SKOR.id - Liga Inggris sedang ditangguhkan hingga awal April, tapi tidak tertutup kemungkinan dihentikan sebelum selesai sesuai jadwal.
Menurut The Times, jika kompetisi Liga Inggris dihentikan saat ini --bukan sekadar ditangguhkan, Premier League sebagai penyelenggara bisa merugi cukup signifikan.
Baca Juga: Liga Inggris Ditunda, Tottenham Hotspur Untung
Kerugian terbesar Premier League datang dari pos pemasukan hak siar yang nilainya dari seluruh dunia mencapai Rp53,6 triliun atau tiga miliar pounds.
Sky Sports dan BT yang saat ini memegang hak siar Liga Inggris bakal mendapat tekanan dari para pelanggan yang sudah membayar biaya langganan.
Jika Liga Inggris berhenti, Sky Sports dan BT harus mengembalikan dana pelanggan (refund). Kemudian dua stasiun televisi terbesar di Inggris itu akan meminta dananya yang disetor ke Premier League.
Tak pelak, kerugian Premier League untuk menebus uang pembeli hak siar bisa mencapai minimal Rp13,4 triliun.
Mayoritas klub divisi teratas Premier League juga akan mendapat kerugian besar jika Liga Inggris dihentikan saat ini. Bahkan kerugian tetap menganga jika laga digelar tanpa penonton.
Manchester United, misalnya. Mereka adalah klub dengan pemasukan terbesar dari tiket penonton.
Jika bertanding tanpa penonton, Setan Merah bisa merugi mulai Rp179 miliar atau 10 juta pounds. Arsenal yang memiliki sisa empat laga kandang pada musim ini juga bisa merugi dengan nilai sama.
Kerugian itu muncul dari pos tiket musiman karena klub harus melakukan refund kepada para pembelinya.
Baca Juga: Jika Liga Inggris Dihentikan, Liverpool Tetap Juara
Namun begitu, bisa saja klub atau Premier League terhindar dari kerugian besar.
Menurut Nick De Marco, analis dari Blackstone Chambers, penangguhan atau penghentian kompetisi akibat wabah virus seperti Corona ini belum pernah terjadi. Ini adalah preseden.
"Satu-satunya kepastian di tengah ketidakpastian ini adalah kasus Covid-19 hampir pasti akan mengubah masa depan perselisihan hukum di berbagai bidang, terutama dunia olahraga," katanya.