- Sejak kecil, Erling Haaland ingin menjadi striker, bukan gelandang bertahan seperti ayahnya, Alf-Inge Haaland.
- Mulai menimba ilmu di akademi FK Bryne, Erling Haaland justru mengidolakan mantan striker Swansea City, Michu.
- Michu menilai striker muda Borussia Dortmund itu sosok pemain yang jauh lebih baik daripada dirinya.
SKOR.id – Hari-hari terakhir musim dingin 2013, seorang bocah lelaki 12 tahun di akademi FK Bryne, klub kecil di kota pantai di selatan Stavanger, mulai menarik perhatian.
Erling Haaland masih pemula, tetapi dia menolak mengikuti jejak ayahnya, Alf-Inge Haaland, mantan gelandang bertahan Manchester City dan Leeds United.
Sang bocah lebih ingin menjadi seorang striker dan setiap akhir pekan menikmati gol-gol tercipta di kompetisi favoritnya, Liga Inggris.
Yang aneh, anak laki-laki Alf-Inge itu justru begitu terpesona oleh permainan Miguel Pérez Cuesta, alias Michu, striker Swansea City asal Spanyol.
Michu seketika mencatatkan rekor setelah mencetak 15 gol untuk The Swans dalam 25 pertandingan pertamanya di Liga Inggris.
Baca Juga: Klub Milik Beckham Bisa Rekrut Ronaldo dan Messi
Jumlah golnya tersebut memungkinkan nama Michu bersanding dengan striker produktif sekelas Robin van Persie, Luis Suarez, hingga Gareth Bale.
Tetapi catatan gol Michu itu kini berhasil dilampaui oleh Haaland, sosok yang menjadikannya anutan. Bahkan usia striker Borussia Dortmund tersebut belum genap 20 tahun.
Musim ini Erling Haaland telah mendulang 10 gol Liga Champions dan 16 gol Bundesliga. Total 26 kali dalam 21 pertandingan di level tertinggi ia telah menjebol gawang lawan.
"Dia (Haaland) masih punya banyak ruang untuk perbaikan diri, namun yang pasti dia akan menjadi referensi dunia di tahun-tahun mendatang," begitu prediksi Michu soal Haaland.
Michu, kini direktur olahraga Burgos CF, bertemu El Mundo beberapa jam setelah dua gol Erling Haaland menembus gawang PSG di Liga Champions, 18 Februari 2020 lalu.
“Terlepas dari perawakannya yang luar biasa, seperti raksasa, gerakannya malah terlihat seperti penari balet," kata Michu, yang pensiun pada 2017 akibat cedera ankle.
Michu pun tidak sungkan mengakui jika mantan striker Red Bull (RB) Salzburg itu memiliki bakat yang mengerikan. "Haaland jelas pemain yang jauh lebih baik daripada saya.”
Michu jadi perbincangan setelah Erling Haaland memasang foto masa-masa awalnya bermain sepak bola dengan label tegas, @michuoviedo9, merujuk akun Michu di Instagram.
Saat melawan PSG, Haaland melakukan sprint sejauh 60 meter dalam waktu 6,64 detik, tiga persepuluh lebih lambat dari rekor dunia.
“Erling Haaland sangat cepat, terkoordinasi, dan juga pencetak gol bagus. Ia seorang 'pembunuh'!” Michu memuji pesepak bola muda asal Norwegia itu.
Sekilas postur jangkung Haaland (194 cm) pun mirip Zlatan Ibrahimovic, striker hebat lain yang juga menjadi referensinya semasa kecil.
Sejak di Akademi FK Bryne, Erling Haaland sudah menonjol di semua disiplin atletik. Dia bahkan memecahkan rekor lompat jauh dunia dalam kategorinya, 163 cm.
Sekarang, skill dan kekuatan Haaland saat memainkan bola, mengingatkan publik kepada legenda Brasil, Adriano Leite ataupun striker Bayern Munchen Robert Lewandowski.
Yang juga tidak boleh dilupakan, Mei lalu, selama Piala Dunia U-20, Erling Haaland membuat tiga hat-trick saat timnas Norwegia menang 12-0 atas Honduras.
View this post on Instagram
Di usianya yang belum genap 20 tahun, Haaland dianggap lebih baik daripada Lionel Messi serta Cristiano Ronaldo, dua pesepak bola terhebat abad ini.
Pada usia yang sama, Messi mencetak gol ala Maradona lawan Getafe dan hat-trick melawan Real Madrid di Camp Nou.
Meskipun akhirnya mengalami cedera metatarsal, Messi mampu mengoleksi 17 gol dalam 36 penampilan dalam semusim.
Pada 2006/07, permainan Ronaldo lebih banyak ditandai oleh kepiawaiannya mengolah bola daripada kekuatannya menaklukkan kiper.
Sembilan golnya dalam 50 pertandingan bersama Manchester United jauh di bawah jumlah gol Haaland, sang raksasa dengan gerakan lentur layaknya penari balet.