- Financial Fair Play yang menjerat Manchester City diperkenalkan UEFA pada 2010.
- Aturan yang bermaksud untuk menyehatkan keuangan klub sepak bola di Eropa itu diterapkan mulai 2011.
- Semua klub Eropa diberi waktu hingga 2013 atau setiap dua musim kemudian untuk memenuhi syarat impas (break-even).
SKOR.id - Peraturan Financial Fair Play (FFP) yang menjerat Manchester City sudah diterapkan bagi klub-klub Eropa mulai 2011.
UEFA mengatakan bahwa Financial Fair Play diterapkan untuk menyehatkan keuangan klub-klub profesional di Eropa. Namun, sejumlah klub besar mencoba menyiasatinya.
Baca Juga: Kronologi Penyelidikan UEFA terhadap Manchester City yang Berujung Sanksi
Yang terjadi pada Manchester City adalah mereka merekayasa pemasukan pada pos sponsor sehingga total angkanya relatif berimbang dengan ongkos pengeluaran pada kurun 2012-2016.
Akibatnya, City dilarang bermain dalam dua musim kompetisi Eropa mulai musim depan dan didenda 30 juta euro atau Rp444 miliar. The Citizen sedang berusaha banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Bagaimana FFP diterapkan?
Aturan FFP mulai berlaku per masa laporan keuangan bulan April pada musim 2011-2012 dan 2012-2013.
Semua klub Eropa boleh menghabiskan dana hingga 5 juta euro di atas penghasilan masing-masing pada dua musim itu. Namun, klub hanya boleh merugi total 45 juta euro atau Rp688 miliar selama periode itu atau selama pemilik klub bisa menutupnya.
Sejak saat itu, penilaian keuangan klub akan dilakukan UEFA setiap tiga musim sekali. Sementara UEFA terus menurunkan batas maksimal kerugian klub.
Pada 2014-2015, klub dibatasi merugi hingga 45 juta euro. Pada 2015-2016, batas kerugian maksimal turun menjadi 30 juta euro (Rp445 miliar).
Batas itu bertahan hingga musim 2016-2017 dan 2017-2018. Sedangkan untuk musim 2018-2019 dan seterusnya, UEFA belum memutuskan nilainya meski angkanya pasti akan turun lagi.
Apa saja yang diatur FFP?
Selain soal kerugian, seluruh klub juga harus memenuhi kriteria biaya transfer dan gaji pemain setiap periode FFP alias dalam tiga musim.
FFP menegaskan klub harus menyeimbangkan pengeluaran seperti biaya transfer dan gaji pemain dengan pemasukan dari hak siar televisi dan tiket pertandingan.
Pemasukan juga melibatkan nilai sponsor atau dari klien komersial yang diperoleh klub.
UEFA mengecualikan pengeluaran klub untuk stadion, fasilitas latihan, pengembangan pemain muda, dan proyek sosial kemasyarakatan.
Siapa pengawas aturan FFP?
Kebijakan FFP diawasi oleh lembaga independen, Club Financial Control Body (CFCB), yang dibentuk oleh UEFA. Saat ini, CFCB dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Belgia Yves Leterme.
Mereka meninjau Sistem Lisensi Klub dan Regulasi FFP secara berkala.
Apa sanksinya jika melanggar?
FFP diterapkan sebagai bagian dari pemberian lisensi kepada klub untuk setidaknya mengikuti kompetisi antarklub di Eropa; Liga Champions dan Liga Europa.
Jika sebuah klub gagal memenuhi kriteria FFP, lisensi mereka dicabut atau ditahan. Ini yang terjadi pada City untuk dua musim ke depan.
Biarpun sebuah klub berhasil juara di kompetisi domestik mereka, tiket ke Liga Champions tetap lepas dari genggaman jika UEFA menyatakan mereka tak memenuhi aturan FFP.
"Dilarang main di kompetisi Eropa ibarat bom atom," ujar mendiang Jean-Luc Dehaene, Ketua CFCB pada 2011 silam.
Adapun sanksi lainnya jika melanggar FFP adalah peringatan, denda, menahan hadiah uang (prize money), melarang transfer pemain, pengurangan poin, atau melarang pendaftaran pemain baru untuk kompetisi Eropa.
Siapa saja yang pernah terjerat FFP?
Selain Manchester City, klub lain yang sering berurusan dengan FFP adalah Paris Saint-Germain.
City, misalnya, pernah didenda hingga 55 juta euro, dibatasi anggaran belanjanya, dan hanya boleh mendaftarkan 21 pemain untuk Liga Champions 2014-2015.
Hukuman itu diterapkan karena City mencatat kerugian di atas angka maksimal yang ditetapkan FFP.
Liverpool juga pernah diselidiki CFCB karena melaporkan kerugian hingga 55 juta euro pada 2012-2013 dan 46 juta euro pada 2011-12 ketika mereka kembali lolos ke Liga Champions untuk musim 2013-2014.
Baca Juga: Manchester City Dilarang Tampil di Kompetisi Eropa Selama Dua Musim
Selain The Reds, ada pula AS Monaco, Inter Milan, AS Roma, Besiktas, FC Krasnodar, AC Milan, dan Sporting Lisbon. Mereka semua diselidiki karena nilai kerugian yang melebihi ambang batas FFP.
Liverpool yang selangkah lagi menjuarai Liga Inggris pun berusaha menutup kerugian dengan menjaring sejumlah sponsor dalam 18 bulan terakhir. Itu sebabnya mereka optimistis bakal selamat dari jerat FFP.