- Liga Cina sedang dalam keadaan tak bagus menuju musim 2020.
- Ancaman kegagalan berkompetisi bagi klub Liga Cina pada musim 2020 terkait persoalan finansial akut.
- Bahkan, sembilan klub dari dua divisi dinyatakan gagal memenuhi kewajiban terkait keuangan.
SKOR.id - Ada sembilan klub tidak akan memenuhi syarat untuk ikut serta dalam kompetisi sepak bola profesional Liga Cina untuk musim 2020.
Klub-klub Liga Cina yang terancam tak bisa bersaing pada kompetisi domestik negerinya untuk 2020 ini terkait persoalan finansial.
Sejumlah klub ini gagal membayar gaji para pemain, pelatih, dan staf mereka tepat waktu menurut laporan Asosiasi Sepak Bola Cina (CFA), Selasa (4/2/2020).
Baca Juga: Akibat Wabah Virus Corona, Jadwal Olahraga di China Diminta Mundur ke April
Dari sembilan klub itu ada tiga kontestan klub kasta kedua Liga Cina, yaitu Sichuan Longfor, Shanghai Shenxin, dan Guangdong Southern Tigers.
Baca Juga: Bhayangkara FC Dikalahkan PSM Makassar, Ini yang Disorot Paul Munster
Sedangkan enam tim lain yang bermasalah dengan laporan keuangan datang dari klub-klub kasta ketiga Liga Cina.
Klub-klub ini gagal mengirimkan laporan keuangan pada 3 Februari 2020. Laporan itu berisi formulir konfirmasi untuk pembayaran penuh pelatih, atlet, dan upah staf serta bonus untuk 2019.
CFA mengumumkan pada Oktober tahun lalu, bahwa kegagalan membayar gaji para pemain, pelatih dan staf tepat waktu akan mengakibatkan diskualifikasi untuk pertandingan liga profesional musim ini.
Orang dalam CFA mengatakan, kebijakan itu disepakati bersama untuk soal pembatasan gaji yang akan diterapkan mulai musim 2020.
Baca Juga: Putus Cinta, Kiper Chelsea Ini Terlempar ke Bangku Cadangan
Semua bertujuan untuk mengekang pengeluaran berlebihan oleh klub-klub Liga Cina yang berefek gagal bayar.
Menurut sebuah survei, pendapatan rata-rata klub kasta ketiga Liga Cina pada 2018 hanya 9 juta yuan atau setara Rp17 miliar.
Sementara itu, pengeluaran gaji rata-rata mereka mencapai 8 juta yuan plus dengan pengeluaran lain.
Kerugian rata-rata setiap klub adalah sekitar 20 juta yuan atau hampir 40 miliar rupiah.
Baca Juga: Timnas Malaysia Berani 'Ancam' Pemain Naturalisasi Anyar Mereka
Untuk klub kasta kedua Liga Cina, kerugian rata-rata juga mencapai 20 juta yuan.
"Klub kami terlalu banyak menghabiskan uang dan sepak bola profesional negara ini belum berjalan secara berkelanjutan," kata Ketua CFA, Chen Xuyuan kepada Xinhua pada Desember tahun lalu.
"Jika kami tidak mengambil tindakan tepat waktu, saya khawatir itu akan runtuh."
Baca Juga: Isu Persib Ditinggal Ghozali Siregar, Sang Pemain Bersuara Lantang
View this post on Instagram