- Kasus pengaturan skor alias match fixing kembali mengguncang IBL.
- Manajemen IBL mengumumkan ada enam pemain yang terlibat pengaturan skor pada IBL 2021.
- Pemain Bali United, Yerikho Tuasela, masuk dalam lis dan dapat sanksi berat berupa larangan main seumur hidup di IBL dan denda Rp100 juta.
SKOR.id - Kasus pengaturan skor kembali mengotori gelaran Indonesian Basketball League (IBL),
Meskipun IBL 2021 digelar dengan sistem bubble, nyatanya ada beberapa pertandingan yang dikotori oleh tindakan-tindakan tidak sportif oknum pemain.
Direktur Utama (Dirut) IBL, Junas Miradiarsyah mengumumkan ada enam pemain yang terlibat match fixing pada IBL 2021.
Salah satunya merupakan pemain yang berstatus bintang, Yerikho Tuasela. Musim lalu, ia bermain untuk klub pendatang baru asal Pulau Dewata, Bali United.
Sedangkan lima pemain lagi merupakan pebasket Pacific Caesar Surabaya, yakni Aga Siedartha, Arisanda, Gabriel Senduk, Yoseph Wijaya, dan Aziz Wardhana.
Selain dilarang bermain seumur hidup di IBL, keenam pemain itu juga dijatuhi denda sebesar Rp100 juta atas pelanggaran yang telah dilakukan.
Kabar adanya match fixing sebenarnya sudah merebak sejak Oktober 2021. Saat itu, beredar kabar dari mulut ke mulut kalau Yerikho Tuasela sudah dijatuhi hukuman seumur hidup.
Junas mengakui kalau sanksi untuk Yerikho dan lima pemain Pacific sudah dijatuhkan sejak beberapa bulan lalu.
Akan tetapi, manajemen IBL memilih berhati-hati dan baru mengumumkannya pada Rabu (29/12/2021) mengingat ini merupakan isu sensitif.
"Kenapa baru disampaikan? karena ini merupakan hal sensitif. Yang jelas manajemen IBL tidak tinggal diam dengan hal seperti ini," ujar Junas.
"Pemain sudah kami hukum dan seluruh kolega maupun keluarga sudah kami kabari."
Junas menyatakan, dalam melakukan investigasi kasus ini pihaknya turut membentuk tim yang juga berisi para pengurus Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi).
"Kami juga berterima kasih kepada pihak klub yang sudah turut membantu dan bekerja sama mengungkap kasus ini," ucap Junas.
Meskipun sudah tak bisa bermain di IBL, para pemain dapat melantai pada kejuaraan di bawah Perbasi.
Pasalnya, Perbasi tak memberikan hukuman seumur hidup kepada pemain yang bersangkutan.
Perbasi memberikan sanksi dengan jangka waktu beragam terhadap para pemain.
View this post on Instagram
Berita Basket Lainnya:
Mulai Konsisten ke Playoff, Bima Perkasa Incar Semifinal IBL 2022