- George Russell dan Charles Leclerc meminta sanksi tegas untuk tim yang terbukti melewati batasan anggaran F1.
- Beredar spekulasi Red Bull dan Aston Martin masuk dalam tim yang melanggar regulasi tersebut.
- FIA memutuskan menunda perilisan sertifikat kepatuhan kepada tim yang tak melewati anggaran hingga 10 Oktober mendatang.
SKOR.id - George Russell (Mercedes) dan Charles Leclerc (Ferrari) meminta secara tegas hukuman dijatuhkan kepada tim yang terbukti melanggar aturan batasan anggaran Formula 1 (F1).
Beredar spekulasi di paddock F1 GP Singapura 2022, akhir pekan lalu, bahwa Red Bull dan Aston Martin telah melanggar aturan tersebut.
Spekulasi berlanjut hingga menjelang F1 GP Jepang pada pekan ini setelah Federasi Automobil Internasional (FIA) memutuskan menunda sertifikat kepatuhan kepada tim yang tetap berada dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.
Sebagai informasi, FIA menetapkan batas pengeluaran setiap tim F1 hanya mencapai 145 juta dolar AS (sekitar Rp 2,2 triliun).
Sertifikat kepatuhan sebelumnya dijadwalkan akan dikeluarkan pada hari Rabu, 1 Oktober lalu.
Tetapi, FIA menundanya hingga 10 Oktober mendatang karena proses analisis berlangsung panjang dan kompleks.
George Russell mengatakan dia percaya pada badan pengatur F1 untuk memberikan hukuman yang sesuai kepada tim mana pun yang terbukti mengeluarkan uang terlalu banyak.
“Bukan tugas saya untuk menyelami detail itu dan saya hanya akan duduk dan menunggu dan melihat apa hasilnya pada hari Senin,” kata Russell saat konferensi pers FIA di Suzuka, Kamis (6/10/2022).
"Tapi saya hanya tahu dari pengalaman kami di Mercedes, betapa kerasnya seluruh tim telah bekerja untuk tetap berada dalam batas biaya itu."
"Kami tahu kami dapat membawa lebih banyak kinerja ke meja jika kami memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan, dan sesederhana itu."
“Saya percaya pada Mohammed (Ben Sulayem, presiden FIA) dan FIA untuk memberikan hukuman yang sesuai bagi siapa saja yang terbukti bersalah atas tuduhan yang dituduhkan."
"Seharusnya cukup mudah dan Anda akan mengharapkan bahwa jumlah yang hilang harus menjadi jumlah yang diambil untuk anggaran tahun depan, dan mungkin sedikit lebih dari itu, sebagai hukuman. Tapi mari kita tunggu dan lihat." ujar Russell.
Mercedes dan Ferrari sangat vokal tentang pemolisian batas biaya, mengklaim pelanggaran yang dikabarkan dilakukan beberapa tim sudah menjadi rahasia umum di paddock F1.
“Berbicara tentang diri kami, tentu saja jika kami memiliki lebih banyak untuk dibelanjakan, Anda akan melaju lebih cepat di trek,” imbuh Charles Leclerc.
“Jadi, jika ada tim yang terbukti bersalah, mereka harus dihukum. Lalu apa hukumannya? Bukan saya yang memutuskan, tapi yang pasti itu harus dihukum.”
Sementara itu, sebagai pihak yang merasa dituduh melakukan pelanggaran, Red Bull melalui prinsipal Christian Horner sangat yakin mereka mematuhi regulasi finansial F1.
Sebaliknya jika terbukti tuduhan tersebut tak benar, Horner meminta sanksi tegas diberikan kepada Mercedes dan Ferrari.
Baca Berita F1 Lainnya:
Red Bull Optimistis Tak Lewati Budget Cap F1
Mercedes Jalin Kesepakatan Baru dengan Petronas demi Regulasi F1 2026