- McLaren gagal mendapatkan dana segar dari Pemerintah Inggris untuk menangani krisis finansial.
- McLaren terus berupaya mencari investor untuk menstabilkan keuangan di tengah pandemi virus corona.
- Beberapa skenario telah diterapkan McLaren agar tak mengalami kebangkrutan.
SKOR.id – McLaren harus mencari cara lain untuk mengatasi krisis finansial setelah upaya untuk melakukan pinjaman kepada Pemerintah Inggris, ditolak.
Krisis finansial yang dihadapi oleh McLaren membuat mereka harus melakukan beberapa kebijakan agar keuangan perusahaan tidak goyang.
Berita F1 Lainnya: McLaren Ingatkan Petinggi F1 untuk Cepat Bertindak
Salah satunya memotong gaji petinggi perusahaan dan mayoritas orang-orang di dalam tim Formula 1 (F1). Termasuk kedua pembalap, Lando Norris dan Carlos Sainz Jr.
Untuk menstabilkan keuangan, McLaren pun coba mengajukan pinjaman ke Pemerintah Inggris sebesar 150 juta paun (sekitar Rp2,8 triliun) namun ditolak.
"Kami mencari beberapa investor yang sangat kredibel, termasuk pemerintah, serta pihak ketiga," kata kepala keuangan McLaren, Paul Buddin.
Seluruh tim yang ada di F1 sedang mengalami krisis finansial akibat pandemi virus corona (Covid-19) karena tak ada pemasukan, seiring penangguhan lomba.
Setiap tim peserta F1 2020 diyakini kehilangan sekitar Rp22-30 miliar per satu lomba akibat penundaan.
"Seperti pelaku bisnis lainnya di Inggris, kami juga terkena dampak. U.ntuk itu kami terus berdiskusi dengan bank, investor, dan Pemerintah untuk membantu."
Upaya tersebut dimaksudkan guna menangani gangguan bisnis jangka pendek, setidaknya hingga F1 kembali melanjutkan balapan.
Pemerintah Inggris sebenarnya siap membantu perusahaan yang terdampak Covid-19. Tapi, jumlah yang diajukan McLaren terlalu besar.
"Kami secara teratur terlibat dengan bisnis di semua sektor, termasuk yang ada di industri otomotif,” ujar juru bicara Pemerintah Inggris.
“Semua perusahaan dapat memanfaatkan paket dukungan keuangan komprehensif, termasuk pinjaman dan jaminan, penangguhan pajak dan skema retensi pekerjaan."
McLaren sebelumnya telah merumahkan sebagian besar karyawan yang bekerja di sektor produksi untuk mengurangi pengeluaran dan mematuhi saran pemerintah.
Tim yang berbasis di Woking, Inggris itu juga menjadi salah satu yang paling keras dalam hal menyuarakan rencana perubahan struktur finansial F1.
CEO McLaren Zak Brown juga telah memperingatkan F1 yang bisa kehilangan empat tim jika tak segera menangani krisis akibat Covid-19 dengan tepat.